Integrasi ASEAN Guna Ciptakan Stabilitas Kawasan
![]() |
Susilo Bambang Yudhoyono |
Dalam pembukaan KTT ASEAN ke-18 SBY mengutarakan, saat ini ASEAN dan masyarakat global menghadapi tantangan kompleks yang bersifat lintas negara, ancaman keamanan trandisional masih menghantui disertai ancaman nontradisional, gejolak harga pangan dan energi.
“Untuk menciptakan stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Timur, ASEAN harus terlebih dahulu menjamin perdamaian di kawasannya sendiri, ASEAN berkewajiban merespon dinamikan konflik. Apabila terjadi konflik ASEAN harus mampu memfasilitasi forum diplomatik dan diolog terbuka dan inter maupun intra di forum internasional dalam menciptakan perdamaian bersama, Itu sudah kita garis bawahi dalam cetak biru komunitas politik dan politik asean. Kewajiban kita adalah melaksanakan dan menjalan komitmen tersebut di negara-negara ASEAN,” ujarnya dalam pembukaan KTT ASEAN ke-18 di Jakarta, Sabtu (7/5).
KTT ASEAN ke-18 berlangsung pad 7-8 Mei 2011 dihadiri oleh 10 negara asia tenggara. Semua kepala negara ASEAN hadir kecuali Perdana Menteri Singapura diwakili oleh Menteri Senior S. Jayakumar.
Para pemimpin negara yang hadir adalah Raja Brunei Darussalam Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzadin Waddaulah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen , Perdana Menteri Laos Thongsing Thammavong, Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohammad Najib bin Tun Abdul Razak, Presiden Myanmar Thein Sein, dan Presiden Filipina Benigno S. Aquino III. Kemudian, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, dan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung. Bertindak sebagai Ketua ASEAN 2011, SBY mengungkapkan ASEAN sedang menghadapi tantangan fluktuatif harga pangan dan energi. Oleh karena itu dibutuhkan kerjasama ASEAN yang nyata dan efektif untuk menjamin ketersedian pangan dan energi, ketahanan pangan dan energi serta investasi dalam bidang pangan. ASEAN perlu memformulasi sistem cadangan pangan di ASEAN untuk membantu para petani keluar dari kemiskinan.
ASEAN harus mencari solusi yang inovatif, sumber-sumber energi terbarukan untuk meningkatkan sumber energi yang ramah lingkungan, serta mempercepat pembangun ekonomi di negara-negara ASEAN.
“ASEAN juga perlu melakukan usaha serius untuk mengatasi gejolak harga pangan dan energi di dunia karena kenaikan energi dan pangan akan meningkatkan kemiskinan di negara ASEAN,” ujar Presiden ke-6 Indonesia itu.
Ditambahkan SBY, tantangan global lainnya masih terjadinya konflik-konflik bersenjata di berbagai dunia seperti Libia, Timur Tengah disertai dengan kekerasan. Isu perairan internasional terkait dengan pembajakan, dan terorisme internasional.
Masalah lainnya adalah bencana alam, kawasan ASEAN amat rentan dengan bencana tsunami seperti di kawasan asia timur yakni Jepang dan Aceh yang telah memakan banyak korban jiwa .
Dalam penanganan bencana alam perlu diperhatikan yakni peningkatan kapasitas regional dengan membentuk Lembaga Bantuan Kemanusian Dan Bencana ASEAN.
“Ini adalah potret apa yang terjadi di kawasan kita dan global. Oleh karena itu negara ASEAN tidak bisa berdiam diri, kita perlu meningkatkan kerjasama dengan antarnegara asean, membangun mitra kerjasama negara-negara untuk menghadapi berbagai tantangan yang muncul di kawasan ASEAN dan dunia,” katanya dihadapan para kepala negara ASEAN itu.
Kemudian, hal yang disoroti SBY adalah penyelesaian pembahasan pembahasan visi ASEAN pasca-2015 diantara komunitas ASEAN dan komunitas global bangsa-bangsa. Sehingga pada 2015 ASEAN siap menghadapi tantangan-tangan di masa depan.
Ditekannya, kesemua prioritas itu harus berdasarkan premis bahwa semua kegiatan melibatkan dan terpusat pada masyarakat.
“Mereka akan menjadi yang pertama dan paling diuntungkan dari pertemuan kita,” ujarnya.
Di bidang keuangan, salah satu kemajuan yang penting adalah peluncuran website bersama dari tujuh Bursa Efek di negara-negara ASEAN, untuk meningkatkan ekuitas blue-chip di kawasan bagi para investor global. Ini merupakan langkah awal menuju konektivitas pasar-pasar di ASEAN.
ASEAN akan segera mengimplementasikan secara penuh Fasilitas Jaminan Kredit dan Investasi sebesar US$700 juta. Para Menteri Keuangan telah merapatkan barisan menuju pembentukan Dana Infrastruktur ASEAN guna mendukung pembangunan infrastruktur di kawasan.
“Dalam rangka meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat, masih banyak yang perlu kita lakukan. Kita harus bekerja keras untuk memberdayakan dan meningkatkan usaha kecil dan menengah. Kita perlu lebih mengembangkan perdagangan, investasi dan pariwisata intra ASEAN, serta, “ ujarnya.
Ditambahkannya, ASEAN perlu memajukan interaksi antar masyarakat , dialog para pemimpin ASEAN dengan majelis antarparlemen ASEAN, para wakil dari kalangan masyarakat sipil, dan para pemuda.
“KTT ini berlangsung, merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi dan berpusat pada masyarakat. Itulah cita-cita kita, itulah harapan kita, harapan baru bagi komunitas ASEAN, kita perlu bekerjasama erat untuk menciptakan kawasan ini menjadi aman, tentram, harmonis, dan sejahtera menuju keberhasilan kita bersama,” tandas SBY.
[ Daurina Lestari Sinurat ]
[ Daurina Lestari Sinurat ]
Comments
Post a Comment
, ,