Jepang Teliti Paparan Radiasi Anak-Anak
Pemerintah Kota Fukushima akan membagi-bagikan alat pengukur radiasi kepada 34.000 anak-anak untuk mengukur paparan radiasi, Selasa (14/6). Hal itu dilakukan pemerintah Jepang untuk mengurangi ketakutan masyarakat akan kadar radiasi terhadap anak-anak di kota dari PLTN Fukushima Daiichi itu.
Pemerintah Kota Fukushima akan membagikan alat pengukur radiasi kepada anak berusia 4-15 tahun. Mereka akan diminta mengenakan dosimeter selama 3 bulan mulai September. Data-datanya akan dikumpulkan setiap bulan.
Semua warga dalam radius 12 kilometer dari PLTN Fukushima telah dievakuasi. Namun, banyak warga khawatir bahaya radiasi.
“Telah ada pengukuran tetap di sejumlah tempat tetapi orangtua dan masyarakat khawatir paparan radiasi terhadap individu,” ujar Pejabat Kota Fukushima.
Para pejabat Kota Fukushima berharap pembagian dosimeter akan membantu meredamkan kekhawatiran orangtua, bila mereka mengetahui paparan radiasi terhadap anak-anaknya tidak berbahaya.
Dia menambahkan bahwa radiasi di kota berada di bawah ambang batas resmi untuk resiko kesehatan. Dosimeter anak-anak akan dibaca setiap bulan untuk menilai kumulatif paparan radiasi.
PLTN Fukushima Daiichi mengalami kerusakan akibat gempa bumi dan Tsunami pada 11 Maret lalu. Sebanyak 3 reaktor PLTN mengalami kebocoran dan mengeluarkan bahan radioaktif.
Jepang dan operator PLTN Fukushima Daiichi, TEPCO, masih berjuang untuk mengontrol krisis nuklir yang terjadi. Jepang telah menaikkan batas paparan radiasi terhadap manusia, termasuk anak-anak menjadi 20 millisieverts per tahun, sesuai standar untuk pekerja industri nuklir.
Minggu lalu, aktivis lingkungan Greenpeace telah mendesak pemerintah Jepang mengevakuasi anak-anak dan wanita hamil dari kota Fukushima. Mereka mengungkapkan warga telah terpapar 10-20 millisieverts per tahun melalui udara. Jumlah tersebut menurut Greenpeace tidak dapat diterima terutama bagi kelompok orang berisiko tinggi.
Para ahli radiasi setuju bahwa anak-anak mempunyai risiko lebih besar terkena kanker dan cacat genetik karena mereka dalam masa pertumbuhan.
Kota Date, di luar zona bahaya, juga berencana membagikan dosimeter kepada 8.000 anak prasekolah, murid sekolah dasar, dan sekolah menengah pertama.
Minggu lalu, TEPCO menyatakan bahwa peningkatan kadar radioaktif strontium telah terdeteksi di laut dan air tanah di sekitar PLTN.
TEPCO juga mengungkapkan 10 orang pekerja darurat nuklir telah menerima dosis lebih tinggi dari batas wajar, dalam 3 bulan ini. Batas radiasi yang dapat diterima di tengah krisis nuklir adalah 100-250 millisieverts.
Selasa (14/6), Menteri Tenaga Kerja dan Kesehatan Ritsuo Hosokawa menyatakan telah memerintahkan TEPCO untuk membebastugaskan para pekerja apabila mereka terkena dosis melebihi 100 millisieverts.
Hosakawa mengkritik TEPCO karena terlambat menguji ribuan pekerja dan subkontraktor di Fukushima Daiichi.
Lebih dari 80 ribu warga Fukushima dalam radius 20-30 kilometer dari PLTN dipaksa meninggalkan rumahnya.
Kabinet Jepang menyetujui rancangan undang-undang untuk membantu operator PLTN Fukushima membayar ganti rugi milliaran dolar kepada para korban krisis nuklir.
TEPCO menyatakan mereka membutuhkan waktu 6-9 bulan untuk menghentikan krisis nuklir, menutup PLTN, mengurangi kadar radiasi di tanah, tanaman, dan air. [AFP/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,