AS Tagih Biaya Perang Libia US$ 2 Miliar
[WASHINGTON] Setelah penguasa baru Libia mengumumkan
pembebasan penuh Libia pascatewasnya Moammar Kadhafi dengan NATO akan mengakhiri kampanye
militernya di Libia, parlemen Amerika Serikat (AS) mendesak Presiden AS Barack Obama
menagih biaya militer AS di Libia yang diambil dari pembayar pajak warga AS.
“Kami percaya sangat penting bahwa Libia mengganti biaya militer atas partisipasi kita di misi NATO. Sementara Dewan Transisi Nasional membutuhkan waktu membangun dirinya dan menstabilkan negara, kami percaya biaya penggantian dapat terstruktur dengan kondisi realistik dan dalam jangka waktu yang wajar sehingga tidak menggangu keberhasilan kemerdekaan dan stabilitas Libia,” tulis Peter Welch dalam suratnya kepada Presiden AS Barack Obama, Minggu (23/10).
Sebelumnya beberapa anggota parlemen AS telah meminta pembayaran tagihan perang yang sudah berjalan sebesar US$ 1,2 miliar. Pemerintahan baru Libia, Dewan Transisi Nasional (NTC) tidak mempunyai pilihan selain menyetujui tagihan itu. AS ingin menggunakan aset Libia yang dibekukan untuk membayar kompensasi atas biaya uang dikeluarkan untuk operasi militer negara-negara NATO.
Senator John McCain dalam kunjungan ke Tripoli beberapa minggu yang lalu mengkonfrimasi bahwa pemimpin pemerintah Libia baru telah bersedia mengganti biaya operasi militer AS. Nilai US$ 2 miliar kompensasi biaya perang yang dikeluarkan AS mungkin terbilang kecil dibanding dengan aset rezim Libia yang dibekukan di AS, mencapai US$ 37 miliar. AS dan Uni Eropa telah sepakat akan mencairkan aset Libia yang dibekukan sebesar US$ 1,5 miliar. Departemen Keuangan AS telah mencairkan US$ 700 juta dari aset yang dibekukan untuk bantuan kemanusiaan.
Operasi militer NATO di Libia yang dimulai sejak Maret lalu telah berlangsung selama 8 bulan. Dengan demikian perkiraan biaya operasi militer NATO di Libia mencapai US$ 15 miliar untuk saat ini. Berdasarkan laporan Los Angeles Times, Moammar Kadhafi diperkirakan secara rahasia menimbun kekayaan mencapai lebih US$ 200 miliar di bank, real estate, dan investasi korporat di seluruh dunia. Dua kali lipat nilainya dari laporan sebelumnya oleh pemerintahan Barat.
Pemerintahan Prancis, Italia, Inggris dan Jerman telah membekukan US$ 30 miliar. Investigator memperkirakan bahwa Kadhafi masih memiliki sekitar US$ 30 miliar kekayaan lainnya di seluruh dunia, dengan total diperkirakan mencapai US$ 100 miliar.
Investigator dari AS, Eropa dan pemerintah Libia melaporkan Kadhafi secara rahasia mengirim puluhan miliar dolar AS ke luar negeri dan menginvestasikannya di hampir semua negara besar termasuk di Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Sebagian besar uang itu dibawah nama lembaga pemerintahan seperti Bank Sentral Libia, Badan Otoritas Investasi Libia, Peruahaan Minyak Libia dan Bank Luar Negeri Libia. Meski demikian Kadhafi dan keluarganya dapat mengakses dana-dana itu bila mereka mau.
Jumlah US$ 200 miliar kekayaan Kadhafi mungkin akan berlipat ganda dengan mulai beroperasi kembalinya ladang-ladang minyak Libia setelah kemerdekaan. Saat ini Libia telah memproduksi sekitar 350.000 barel per hari. Libia diperkirakan akan menaikkan produksi minyaknya dengan harga minyak saat ini, nilainya mencapai US$ 80 miliar per hari di pasar.
Pemimpin baru Libia sedang melobi pembebasan aset Libia untuk pemerintahan baru. Diyakini mereka meminta US$ 170 miliar aset Kadhafi di bawah sanksi internasional di seluruh dunia.
Anggota Parlemen Partai Demokrat Peter Welch mendesak
Presiden AS Barack Obama memastikan mendapat uang pengganti untuk biaya
partisipasi AS dalam misi NATO di Libia. AS diperkirakan telah menghabiskan US$
2 miliar dalam misi Libia, hingga kini.
“Kami percaya sangat penting bahwa Libia mengganti biaya militer atas partisipasi kita di misi NATO. Sementara Dewan Transisi Nasional membutuhkan waktu membangun dirinya dan menstabilkan negara, kami percaya biaya penggantian dapat terstruktur dengan kondisi realistik dan dalam jangka waktu yang wajar sehingga tidak menggangu keberhasilan kemerdekaan dan stabilitas Libia,” tulis Peter Welch dalam suratnya kepada Presiden AS Barack Obama, Minggu (23/10).
AS memainkan peran penting di misi NATO dalam pembebasan
Libia dari kekuasaan tirani Moammar Kadhafi. Menurut Wakil Presiden AS Joe
Biden biaya peran AS dalam misi NATO hingga kini diperkirakan sekitar US$ 2
miliar.
Sebelumnya beberapa anggota parlemen AS telah meminta pembayaran tagihan perang yang sudah berjalan sebesar US$ 1,2 miliar. Pemerintahan baru Libia, Dewan Transisi Nasional (NTC) tidak mempunyai pilihan selain menyetujui tagihan itu. AS ingin menggunakan aset Libia yang dibekukan untuk membayar kompensasi atas biaya uang dikeluarkan untuk operasi militer negara-negara NATO.
Senator John McCain dalam kunjungan ke Tripoli beberapa minggu yang lalu mengkonfrimasi bahwa pemimpin pemerintah Libia baru telah bersedia mengganti biaya operasi militer AS. Nilai US$ 2 miliar kompensasi biaya perang yang dikeluarkan AS mungkin terbilang kecil dibanding dengan aset rezim Libia yang dibekukan di AS, mencapai US$ 37 miliar. AS dan Uni Eropa telah sepakat akan mencairkan aset Libia yang dibekukan sebesar US$ 1,5 miliar. Departemen Keuangan AS telah mencairkan US$ 700 juta dari aset yang dibekukan untuk bantuan kemanusiaan.
Sementara NATO belum melacak biaya operasi tiap anggota
negaranya dalam operasi militer di Libia. Namun, menurut juru bicara NATO, dana
militer NATO diambil langsung dari rekening NATO untuk operasi Libia yang total
berjumlah US$ 7,6 juta per bulan untuk peralatan elektronik dan US$ 1,1 miliar
per bulan untuk markas komando dan para pegawai.
Operasi militer NATO di Libia yang dimulai sejak Maret lalu telah berlangsung selama 8 bulan. Dengan demikian perkiraan biaya operasi militer NATO di Libia mencapai US$ 15 miliar untuk saat ini. Berdasarkan laporan Los Angeles Times, Moammar Kadhafi diperkirakan secara rahasia menimbun kekayaan mencapai lebih US$ 200 miliar di bank, real estate, dan investasi korporat di seluruh dunia. Dua kali lipat nilainya dari laporan sebelumnya oleh pemerintahan Barat.
Pemerintahan Prancis, Italia, Inggris dan Jerman telah membekukan US$ 30 miliar. Investigator memperkirakan bahwa Kadhafi masih memiliki sekitar US$ 30 miliar kekayaan lainnya di seluruh dunia, dengan total diperkirakan mencapai US$ 100 miliar.
Investigator dari AS, Eropa dan pemerintah Libia melaporkan Kadhafi secara rahasia mengirim puluhan miliar dolar AS ke luar negeri dan menginvestasikannya di hampir semua negara besar termasuk di Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Sebagian besar uang itu dibawah nama lembaga pemerintahan seperti Bank Sentral Libia, Badan Otoritas Investasi Libia, Peruahaan Minyak Libia dan Bank Luar Negeri Libia. Meski demikian Kadhafi dan keluarganya dapat mengakses dana-dana itu bila mereka mau.
Jumlah US$ 200 miliar kekayaan Kadhafi mungkin akan berlipat ganda dengan mulai beroperasi kembalinya ladang-ladang minyak Libia setelah kemerdekaan. Saat ini Libia telah memproduksi sekitar 350.000 barel per hari. Libia diperkirakan akan menaikkan produksi minyaknya dengan harga minyak saat ini, nilainya mencapai US$ 80 miliar per hari di pasar.
Pemimpin baru Libia sedang melobi pembebasan aset Libia untuk pemerintahan baru. Diyakini mereka meminta US$ 170 miliar aset Kadhafi di bawah sanksi internasional di seluruh dunia.
NTC telah mengumumkan kemerdekaan penuh Libia, Minggu
(23/10) dan mendeklarasikan pemerintahan kembali pada syariah Islam. NTC juga mengatakan akan membentuk
pemerintahan sementara dalam sebulan ke depan. Pemilihan umum untuk memilih
dewan konstitusi akan dilakukan dalam delapan bulan lagi. Sedangkan pemilu
untuk memilih anggota parlemen dan presiden Libia akan dilakukan tahun depan.
[Los Angeles Times/CNN/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,