Niat
![]() |
Xi Jinping |
Wakil Presiden sekaligus Presiden masa depan Tiongkok, Xi
Jinping melakukan kunjungan ke Amerika Serikat (AS) untuk menekankan situasi
hubungan unik kedua negara. Pria berusia 58 tahun itu mengatakan AS harus
melihat niat strategis Tiongkok dengan cara masuk akal dan subjektif untuk
memastikan hubungan antara kedua negara adidaya ekonomi itu tidak dirusak.
“Kami berharap AS dapat melihat niat strategis dan jalan
pembangunan Tiongkok dengan cara masuk akal dan obyektif, dan tetap berkomitmen
untuk mengembangkan kerjasama kemitraan. Kewaspadaan tinggi harus diberikan
pada isu-isu utama dan sensitif menyangkut inti kepentingan masing-masing guna
menghindari setiap gangguan dan kemunduran dalam hubungan China-AS,” kata Xi.
Xi Jinping, kelahiran 1 Juni 1953, akan mengambil alih kursi
kepresidenan dari Hu Jintao, tahun depan. Bulan depan, wakil presiden Tiongkok
sejak Oktober 2007 itu akan mengunjungi AS dan bertemu Presiden AS Barack
Obama. Kedatangan Xi Jinping untuk menawarkan kepastian bahwa Tiongkok dan AS berkomitmen
pada hubungan sehat, di atas dari segala perbedaan.
Rencana kunjungan Xi telah menjadi perhatian guna mencari
petunjuk setiap pergeseran dalam kebijakan luar negeri Tiongkok menjelang
pergantian kepemimpinan tahun depan di kedua negara.
“Tidak peduli perubahan apa yang mungkin terjadi dalam
situasi internasional, komitmen kami untuk mengembangkan kerjasama Sino-AS
tidak boleh goyah untuk pengembangan sementara,” ucapnya dalam pidato menandai
ulang tahun ke-40 kunjungan mantan presiden AS Ricard Nixon ke Tiongkok pada
1972.
Beijing dan Washington telah mengalami gejolak politik yang
tinggi terkait isu internasional, militer dan ekonomi. AS telah menunjukkan
kekhawatirannya terhadap berkembang pesatnya kekuatan militer Tiongkok dengan
memperkuat kehadiran militernya di kawasan Asia Pasifik.
Xi Jinping telah menjadi publik figur yang sangat menonjol
dan dipastikan akan menggantikan Presiden Hu Jintao yang akan mundur pada 2013.
Pergantian kepemimpinan ketua partai Komunis akan dimulai pada pertengahan
2012. Tiongkok terobsesi untuk melakukan pergeseran kepemimpinan damai setelah
insiden berdarah Tiananmen pada 1989-an.
Xi Jinping, putra mantan wakil perdana menteri Tiongkok Xi
Hongxua. Lulusan Universitas Tsinghua itu merupakan sekretaris jenderal Partai
Komunis Tiongkok dan wakil ketua komisi militer pusat. Xi Jinping dinilai
sebagai seorang reformasi dan mampu mewakili konservatif. Dia memiliki sikap
keras terhadap korupsi dan terbuka dalam politik dan reformasi ekonomi pasar.
[Berbagai Sumber/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,