Hubungan Unik Amerika dan Tiongkok

Hubungan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok mungkin merupakan suatu hubungan yang unik. Kedua negara ekonomi terbesar dunia itu bisa disebut memiliki hubungan sebagai teman sekaligus musuh.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menerima kunjungan Wakil Presiden sekaligus Presiden masa depan Tiongkok, Xi Jinping di Gedung Putih. Presiden AS ke-44 itu mengatakan kepada rekannya itu bahwa hubungan yang kuat antara kedua negara besar itu sangat penting.

“Sangat vital bahwa kita memiliki sebuah hubungan kuat dengan Tiongkok,” ucapnya menanggapi pernyataan Xi bahwa kunjungan akan memperdalam persahabatan dan saling pengertian diantara kedua negara.

AS dan Tiongkok telah berada dalam situasi aneh terkait isu ekonomi, hak asasi manusia, mata uang dan militer. Dari segi ekonomi, hubungan perdagangan AS dan Tiongkok sangat besar.

Nilai perdagangan Tiongkok surplus US$ 295 miliar pada 2011, naik dibanding tahun 2010 yang sekitar US$ 273 miliar. AS telah menjadi pasar besar bagi produk Tiongkok, di lain pihak Tiongkok menjadi pasar penting bagi industri manufaktur AS. Namun, Washington mengecam Beijing telah melakukan praktik perdagangan tidak adil.   

“Kami menyambut perdamaian Tiongkok. Kami ingin bekerja dengan Tiongkok untuk memastikan setiap orang bekerja dengan aturan sama menyangkut sistem ekonomi dunia,” kata Obama.

Di sisi lain, Tiongkok AS memiliki perbedaan pandangan sangat jauh terkait sejumlah isu. Tahun lalu, Amerika Serikat menunjukkan ketakutannya terhadap semakin besarnya kekuatan militer Beijing, hingga AS memperkuat kehadiran militernya di kawasan Asia Pasifik. Kedua negara itu juga terlibat dalam perselisihan terkait resolusi Suriah yang berakhir dengan veto Tiongkok terhadap resolusi PBB untuk Suriah, yang didukung AS.

Obama menyuarakan keprihatinannya terhadap veto Tiongkok terhadap resolusi Suriah, ketika bertemu dengan Xi Jinping. Politisi partai Demokrat itu mengatakan secara pribadi kepada Xi bahwa ia kecewa Beijing bergabung dengan Rusia memveto resolusi PBB untuk Suriah. Washington bertentangan dengan Tiongkok dan Rusia dalam melawan kekerasan yang terus terjadi di Suriah.

“Sangat disesalkan bahwa veto itu muncul hingga menyebabkan resolusi tidak lolos,” kata juru bicara Presiden Obama, Jay Carney mengutip pernyataan Obama.

Obama melakukan pertemuan dengan Xi selama hampir 90 menit dikarenakan pentingnya hubungan dan kerjasama dalam mengatasi sejumlah tantangan yang dihadapi bersama AS dan Tiongkok.

Barack Hussein Obama, lahir 4 Agustus 1961, telah menjadi presiden AS sejak 2009. Lulusan sekolah hukum Universitas Harvard itu sekarang sedang mencari periode kedua kepresiden AS untuk 2013-2017. Dia merupakan presiden Afro-Amerika pertama Amerika. [BBC/VOA/D-11]

Comments

Popular Posts