Narkoba Mencengkram Negara
Perdagangan obat-obat terlarang telah menjadi perdagangan gelap paling menguntungkan di dunia dengan nilai perdagangan narkoba mencapai US$ 400 miliar per tahun. Kartel narkoba pun merupakan organisasi kriminal terbesar di dunia dan masalah serius semua negara di dunia. Kekerasan narkoba semakin parah bahkan kekuasaan sindikasi perdagangan narkoba turut mencengkram institusi pemerintahan dan aparat keamanan.
Negara Meksiko telah lama menjadi pusat dan transportasi narkoba ke pasar Amerika Serikat, Amerika Selatan, hingga ke seluruh dunia. Kartel narkoba Meksiko telah berjalan sejak sekitar 30 tahun. Nilai perdagangan narkoba di Meksiko diperkirakan mencapai 50 miliar per tahun.
Gurita kartel narkoba sudah mencengkram institusi penegak hukum dengan aparat kepolisian turut terlibat dalam operasi pengiriman narkoba bahkan melindungi para gembong mafia. Para pejabat polisi negara bagian membantu operasi pengiriman narkoba dengan mengizinkan agen-agen kartel menggunakan mobil patroli, frekuensi radio dan seragam polisi.
Para kartel narkoba menggunakan infrastruktur polisi negara bagian untuk membuat rute dan menjamin keselamatan komando bersenjata mereka. Aparat kepolisian bahkan menggunakan mobil-mobil patroli menutupi jalan-jalan membantu pembunuh bayaran melarikan diri dari polisi yang lain.
Salah satu jaringan narkoba Meksiko, La Familia, banyak menggunakan propaganda, seperti menyelenggarakan demonstrasi-demonstrasi menentang upaya pemberantasan geng narkoba oleh pemerintah dengan menghembuskan kabar angin penyiksaan oleh polisi, dan mengajukan laporan pelanggaran HAM palsu.
Kartel narkoba di Meksiko awalnya dibentuk oleh para tentara mantan anggota pasukan khusus Meksiko Kelompok Zetus mulanya berperan sebagai tentara bayaran untuk mengamankan kepentingan kartel Teluk, tapi kemudian Zetus memilih jalan sendiri dan melawan bekas majikannya dalam pertempuran memperebutkan jalur penyelundupan narkotika.
Perang melawan kartel Narkoba di Meksiko telah berjalan sejak 1989, meski demikian kekerasan dan pembunuhan malah semakin parah. Para geng narkoba saling membunuh. Pemerintahan Meksiko mengeluarkan data jumlah korban tewas melibatkan kejahatan organisasi narkoba mencapai 12.903 pada 11 Januari 2012. Para korban termasuk anggota geng narkoba, anggota keamanan dan masyarakat sipil.
Keterlibatan kepolisian Meksiko dalam perdagangan narkoba mengakibatkan perang melawan narkoba tidak berjalan secara maksimal. Bahkan para 1990-an hingga 2000-an pemerintah mengambil sikap pasif terhadap kekerasan antar kartel narkoba.
Menurut Pusat Intelijen Narkoba Meksiko, kartel narkoba mendominasi penyelundupan dan mayoritas penjualan kokain di Amerika Selatan, dan perdagangan ilegal di Amerika Serikat. Dalam operasi menyelundupkan narkoba ke AS, kartel Meksiko menggunakan terowongan bawah tanah yang dilengkapi kereta api.
Pada November 2010, polisi perbatasan AS menemukan sebuah terowongan canggih penyelundup seluas enam kali lapangan sepakbola yang menghubungkan California Selatan dengan Meksiko, dan diyakini telah digunakan oleh para pedagang obat bius. Badan Perlindungan Pabean dan Perbatasan AS mengatakan terowongan itu menghubungkan gudang-gudang di Otay Mesa, California, dan Tijuana, Meksiko. Para agen menemukan lebih dari 20 ton ganja dalam pencarian terowongan itu.
Kartel-kartel narkoba Meksiko telah membangun sejumlah terowongan bawah tanah di perbatasan AS-Meksiko untuk mengalahkan pengamanan yang meningkat antara lain di pelabuhan masuk dan tempat-tempat yang sulit. Hampir semua tempat itu menghubungkan kota-kota di sisi perbatasan Meksiko dengan California dan Arizona.
Pada awal 2006, ditemukan terowongan berukuran 2.400 kaki (731 meter) yang membentang di bawah jalur perbatasan yang sama ke Otay Mesa dari Tijuana. Tijuana menjadi jalan masuk utama narkoba ke California dari Meksiko.
Saking kuat dan besarnya kartel narkoba Meksiko, Badan Penegak Narkoba AS melaporkan bahwa kartel narkoba Meksiko jauh lebih berbahaya dan sulit dibanding organisasi kriminal lainnya dalam sejarah penegakan hukum AS.
Meksiko dikenal sebagai pusat transportasi narkoba, Kolombia menjadi produser utama kokain, diikuti Bolivia dan Peru. Kolombia bertahan menjadi produser utama kokain dengan 70 persen daun coca dunia tumbuh di sana. Kolombia merupakan tempat proses pembuatan 90 persen kokain dunia.
Sementara di Asia, organisasi Taliban menjadi tuan narkoba di Afghanistan dan produsen utama opium. Lebih dari 90 persen opium dunia di produksi di Afghanistan, bagian dari Sabit emas. Sabit emas adalah nama yang diberikan pada kawasan produksi opium di Asia, meliputi Afghanistan, Iran, dan Pakistan.
Perdagangan Opium di Afghanistan berkembang pesan diyakini karena pejabat pemerintah Afghanistan terlibat setidaknya dalam 70 persen dari pengirim opium dalam negeri. Tuduhan paling serius beredar adalah pemerintah Presiden Afganistan Hamid Karzai melindungi produksi opium di negara itu. Soviet menuduh agen intelijen Amerika CIA bekerja membantu menyelundupkan opium keluar dari Afghanistan ke Barat guna menggalang dana untuk perang Afghanistan.
Perang melawan narkoba di Afghanistan terbesar terjadi pada Oktober 2010, Badan Pengendalian Narkotika Rusia bergabung dengan pasukan anti narkoba Afghanistan dan Amerika menghancurkan daerah produksi narkoba terbesar, Jalalabad. Dalam operasi itu heroin kualitas tinggi senilai US$ 250 juta dan alat-alat teknik dihancurkan. Namun, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyebut operasi itu melanggar kedaulatan
Afghanistan dan hukum internasional.
Myanmar disebut sebagai pilar Segitiga Emas, termasuk Laos, Vietnam, dan Thailand. Myanmar produsen opium ilegal terbesar kedua dunia dan disebut sebagai organisasi produser narkoba terbesar di Asia Tenggara.
Produksi opium Myanmar dikelola oleh junta militer. Pemerintah Myanmar telah secara hukum mencoba membasmi produksi opium, tapi pejabat senior militer dilaporkan terlibat dalam perdagangan narkoba, dan uang hasil narkoba membanjiri kantor pemerintah.
Saat ini, pasar narkoba Burma didominasi oleh Angkatan Bersenjata Negara Serikat Wa. Mereka bekerjasama dengan pejuang etnis yang mengendalikan daerah perbatasan timur dengan Thailand. Rendahnya kontrol pemerintah, kemiskinan dan korupsi menyebabkan makin berkembangnya lahan digunakan untuk tanaman opium, dilaporkan mencapai 430 kilometer persegi pada 2005.
Kejahatan narkoba di Myanmar bahkan meluas hingga kepada pencucian uang di perusahaan milik negara. Sebuah investigasi melaporkan Perusahaan Minyak dan Gas Myanmar (MOGE) merupakan saluran utama praktik pencucian uang pendapatan dari produksi heroin. MOGE tidak memiliki aset atau tidak memperoleh keuntungan, tapi berdasarkan investigasi dana MOGE membengkak US$ 60 juta diyakini berasal dari bos narkoba, Khun Sa. Uang narkoba telah mengairi perekonomian Myanmar, bahkan Bank Rangoon menawarkan pencucian uang dengan komisi 40 persen. Heroin dan opium diproduksi oleh Myanmar dikirim melalui kuda dan kedelai ke Thailand untuk didistribusi ke pasar internasional. Heroin dari Asia Tenggara kerap dikirim ke Amerika Serikat melalui kurir. [D-11]
Negara Meksiko telah lama menjadi pusat dan transportasi narkoba ke pasar Amerika Serikat, Amerika Selatan, hingga ke seluruh dunia. Kartel narkoba Meksiko telah berjalan sejak sekitar 30 tahun. Nilai perdagangan narkoba di Meksiko diperkirakan mencapai 50 miliar per tahun.
Gurita kartel narkoba sudah mencengkram institusi penegak hukum dengan aparat kepolisian turut terlibat dalam operasi pengiriman narkoba bahkan melindungi para gembong mafia. Para pejabat polisi negara bagian membantu operasi pengiriman narkoba dengan mengizinkan agen-agen kartel menggunakan mobil patroli, frekuensi radio dan seragam polisi.
Para kartel narkoba menggunakan infrastruktur polisi negara bagian untuk membuat rute dan menjamin keselamatan komando bersenjata mereka. Aparat kepolisian bahkan menggunakan mobil-mobil patroli menutupi jalan-jalan membantu pembunuh bayaran melarikan diri dari polisi yang lain.
![]() |
Polisi Meksiko berhasil menangkap pimpinan gembong kartel narkoba, La Femilia |
Pada akhir 2011, 18 pejabat kepolisian Meksiko ditangkap karena terindikasi menerima suap dari kartel Zetas. Mereka menerima suap 2.000-10.000 peso atau sekitar US$ 140-US$ 720 per bulan dari Zetas agar mereka bisa bebas beroperasi.
Kartel narkoba di Meksiko awalnya dibentuk oleh para tentara mantan anggota pasukan khusus Meksiko Kelompok Zetus mulanya berperan sebagai tentara bayaran untuk mengamankan kepentingan kartel Teluk, tapi kemudian Zetus memilih jalan sendiri dan melawan bekas majikannya dalam pertempuran memperebutkan jalur penyelundupan narkotika.
Perang melawan kartel Narkoba di Meksiko telah berjalan sejak 1989, meski demikian kekerasan dan pembunuhan malah semakin parah. Para geng narkoba saling membunuh. Pemerintahan Meksiko mengeluarkan data jumlah korban tewas melibatkan kejahatan organisasi narkoba mencapai 12.903 pada 11 Januari 2012. Para korban termasuk anggota geng narkoba, anggota keamanan dan masyarakat sipil.
Keterlibatan kepolisian Meksiko dalam perdagangan narkoba mengakibatkan perang melawan narkoba tidak berjalan secara maksimal. Bahkan para 1990-an hingga 2000-an pemerintah mengambil sikap pasif terhadap kekerasan antar kartel narkoba.
Mengganti Posisi Pemerintah
Kartel Narkoba berusaha mengganti tempat pemerintah dan memonopoli pasukan angkatan bersenjata, bahkan menerapkan hukum mereka sendiri. Saking kuatnya sidikasi narkoba di kalangan aparat kepolisian, pemimpinan kampanye anti narkoba negara bagian Baja California, Jenderal Sergio Aponte, mengungkapkan pasukan polisi anti-penculikan sebenarnya sebuah tim penculikan bekerja dengan organisasi kejahatan. Unit polisi anti korupsi, sesungguhnya digunakan sebagai pengawal untuk pengiriman narkoba. Proses melawan kartel narkoba di Meksiko telah dihalangi oleh penyuapan, intimidasi, korupsi.
Presiden terpilih 2006, Filipe Calderon menerjunkan militer untuk berperang melawan kartel narkoba karena kepolisian Meksiko tidak dapat dipercaya. Calderon mengirim 6.500 tentara federal ke negara bagian Michoacan untuk mengakhiri kekerasan narkoba di sana. Aksi itu menandai operasi besar pertama melawan organisasi kejahatan kartel narkoba. Calderon terus melanjutkan kampanye anti narkoba dengan melibatkan 45.000 tentara terlibat sebagai tambahan pasukan kepolisian federal dan negara bagian.
Menurut Pusat Intelijen Narkoba Meksiko, kartel narkoba mendominasi penyelundupan dan mayoritas penjualan kokain di Amerika Selatan, dan perdagangan ilegal di Amerika Serikat. Dalam operasi menyelundupkan narkoba ke AS, kartel Meksiko menggunakan terowongan bawah tanah yang dilengkapi kereta api.
Pada November 2010, polisi perbatasan AS menemukan sebuah terowongan canggih penyelundup seluas enam kali lapangan sepakbola yang menghubungkan California Selatan dengan Meksiko, dan diyakini telah digunakan oleh para pedagang obat bius. Badan Perlindungan Pabean dan Perbatasan AS mengatakan terowongan itu menghubungkan gudang-gudang di Otay Mesa, California, dan Tijuana, Meksiko. Para agen menemukan lebih dari 20 ton ganja dalam pencarian terowongan itu.
Kartel-kartel narkoba Meksiko telah membangun sejumlah terowongan bawah tanah di perbatasan AS-Meksiko untuk mengalahkan pengamanan yang meningkat antara lain di pelabuhan masuk dan tempat-tempat yang sulit. Hampir semua tempat itu menghubungkan kota-kota di sisi perbatasan Meksiko dengan California dan Arizona.
Pada awal 2006, ditemukan terowongan berukuran 2.400 kaki (731 meter) yang membentang di bawah jalur perbatasan yang sama ke Otay Mesa dari Tijuana. Tijuana menjadi jalan masuk utama narkoba ke California dari Meksiko.
Saking kuat dan besarnya kartel narkoba Meksiko, Badan Penegak Narkoba AS melaporkan bahwa kartel narkoba Meksiko jauh lebih berbahaya dan sulit dibanding organisasi kriminal lainnya dalam sejarah penegakan hukum AS.
Meksiko dikenal sebagai pusat transportasi narkoba, Kolombia menjadi produser utama kokain, diikuti Bolivia dan Peru. Kolombia bertahan menjadi produser utama kokain dengan 70 persen daun coca dunia tumbuh di sana. Kolombia merupakan tempat proses pembuatan 90 persen kokain dunia.
Kartel narkoba Kolombia di Medellin dan Cali dikenal luas sebagai organisasi paling berkuasa di pasar perdagangan narkoba ilegal. Mereka mempekerjakan Pasukan Barisan Pertahanan Diri Kolombia dan organisasi kemiliteran sayap kanan untuk melindungi rute kartel, laboratorium, anggota dan asosiasi mereka. Mereka juga mengendalikan pertanian,
produksi, dan ekspor kokain di Kolombia.
Presiden Terlibat?
Sementara di Asia, organisasi Taliban menjadi tuan narkoba di Afghanistan dan produsen utama opium. Lebih dari 90 persen opium dunia di produksi di Afghanistan, bagian dari Sabit emas. Sabit emas adalah nama yang diberikan pada kawasan produksi opium di Asia, meliputi Afghanistan, Iran, dan Pakistan.
Perdagangan Opium di Afghanistan berkembang pesan diyakini karena pejabat pemerintah Afghanistan terlibat setidaknya dalam 70 persen dari pengirim opium dalam negeri. Tuduhan paling serius beredar adalah pemerintah Presiden Afganistan Hamid Karzai melindungi produksi opium di negara itu. Soviet menuduh agen intelijen Amerika CIA bekerja membantu menyelundupkan opium keluar dari Afghanistan ke Barat guna menggalang dana untuk perang Afghanistan.
Militer AS memberikan pengamanan terhadap lahan pertanian opimum di Afghanistan
Afghanistan telah menjadi penyalur utama heroin ke Eropa selama lebih dari 10 tahun. Jumlah lahan yang digunakan untuk menanam opium semakin banyak, saat ini dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Perang melawan narkoba telah terkalahkan oleh perang melawan militan Afghanistan. Taliban dan partai politik mendapatkan keuntungan dari produksi opium, bahkan militer AS menutup mata terhadap produksi opium karena bukan inti misi anti terorisme.
Perang melawan narkoba di Afghanistan terbesar terjadi pada Oktober 2010, Badan Pengendalian Narkotika Rusia bergabung dengan pasukan anti narkoba Afghanistan dan Amerika menghancurkan daerah produksi narkoba terbesar, Jalalabad. Dalam operasi itu heroin kualitas tinggi senilai US$ 250 juta dan alat-alat teknik dihancurkan. Namun, Presiden Afghanistan Hamid Karzai menyebut operasi itu melanggar kedaulatan
Afghanistan dan hukum internasional.
Myanmar disebut sebagai pilar Segitiga Emas, termasuk Laos, Vietnam, dan Thailand. Myanmar produsen opium ilegal terbesar kedua dunia dan disebut sebagai organisasi produser narkoba terbesar di Asia Tenggara.
Produksi opium Myanmar dikelola oleh junta militer. Pemerintah Myanmar telah secara hukum mencoba membasmi produksi opium, tapi pejabat senior militer dilaporkan terlibat dalam perdagangan narkoba, dan uang hasil narkoba membanjiri kantor pemerintah.
Saat ini, pasar narkoba Burma didominasi oleh Angkatan Bersenjata Negara Serikat Wa. Mereka bekerjasama dengan pejuang etnis yang mengendalikan daerah perbatasan timur dengan Thailand. Rendahnya kontrol pemerintah, kemiskinan dan korupsi menyebabkan makin berkembangnya lahan digunakan untuk tanaman opium, dilaporkan mencapai 430 kilometer persegi pada 2005.
Kejahatan narkoba di Myanmar bahkan meluas hingga kepada pencucian uang di perusahaan milik negara. Sebuah investigasi melaporkan Perusahaan Minyak dan Gas Myanmar (MOGE) merupakan saluran utama praktik pencucian uang pendapatan dari produksi heroin. MOGE tidak memiliki aset atau tidak memperoleh keuntungan, tapi berdasarkan investigasi dana MOGE membengkak US$ 60 juta diyakini berasal dari bos narkoba, Khun Sa. Uang narkoba telah mengairi perekonomian Myanmar, bahkan Bank Rangoon menawarkan pencucian uang dengan komisi 40 persen. Heroin dan opium diproduksi oleh Myanmar dikirim melalui kuda dan kedelai ke Thailand untuk didistribusi ke pasar internasional. Heroin dari Asia Tenggara kerap dikirim ke Amerika Serikat melalui kurir. [D-11]
Comments
Post a Comment
, ,