Kapal Perang Filipina, Tiongkok Bersitegang


Foto diambil oleh angkatan laut Filipina dirilis oleh Departemen Luar Negeri, Rabu (11/4). Gambar menunjukkan dua foto kapal pengawas Tiongkok 84 (kiri), dan 75, memblokir kapal perang Filipina di perairan dangkal Scarborough. (AFP)

[MANILA] Otoritas Filipina mengatakan kapal perang Filipina terlibat dalam ketegangan dengan dua kapal pengintai maritim Tiongkok di perairan dangkal terpencil di Laut China Selatan. Menurut pemerintah Filipina kapal perangnya telah menahan kapal nelayan Tiongkok yang tengah berlabuh di perairan dangkal Scarborough, namun kemudian dihalangi oleh dua kapal pemantau Tiongkok. Otoritas Filipina mengajukan sebuah kesepakatan untuk mengurangi ketegangan, tapi perundingan berakhir buntu, Rabu (11/4).
Dua pejabat Filipina mengatakan Tiongkok, melalui duta besarnya di Manila, diharapkan untuk merespon paling lambat Kamis. Pemerintah Filipina bersikeras tindakan di perairan Scarborough untuk menegakkan kedaulatan di wilayah yang disengketa itu.  Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez, mengatakan Manila mencoba menemukan solusi diplomatik terkait situasi ini, setelah menteri luar negeri Filipina Albert del Rosario berbicara dengan Ma Keqing, duta besar Tiongkok di Filipina. Albert del Rosario memperingatkan bahwa Filipina akan membela bila diserang.

“Duta besar Tiongkok mengambil pandangan bahwa mereka memiliki kedaulatan penuh atas perairan Scarborough. Oleh karena itu kami menilai, kami telah mencapai kebuntuan terkait posisi kami, ada tantangan bagi kami atas kondisi perjanjian guna melanjutkan pembicaraan hari ini,” ucapnya.

Presiden Filipina Benigno Aquino III menyerukan kedua pihak menahan diri dan tetap tenang. Bahwa, tidak ada seorang pun diuntungkan bila kekerasan terjadi di sana. 

Kedua angkatan laut dihadapi satu sama lain setelah kapal perang Filipina, bekas penjaga pantai angkatan laut AS, berusaha menangkap beberapa awak kapal nelayan Tiongkok yang berlabuh di Scarborough Shoal, laut lepas pantai Filipina yang juga diklaim oleh Tiongkok. Pemerintah Filipina mengatakan kapal pengawasan Tiongkok turun tangan mencegah penangkapan, yang menyebabkan kebuntuan. Pelaut Filipina yang memeriksa kapal-kapal Tiongkok, pada Selasa (10/4), menemukan koral-koral, yang dikumpulkan secara ilegal, dan hiu hidup di salah satu perahu nelayan. Kedutaan Besar Tiongkok di Manila mengeluarkan pernyataan, mengatakan bahwa 12 kapal nelayan mencari perlindungan dari badai di perairan dangkal itu. 
"Dua kapal pengawasan laut Tiongkok berada di daerah itu untuk memenuhi tugas menjaga hak-hak maritim Tiongkok dan kepentingannya. Perairan itu adalah bagian integral dari wilayah Tiongkok termasuk perairan di sekitar daerah penangkapan ikan tradisional bagi nelayan Cina," demikian pernyataan kedutaan Tiongkok. 
Kementerian Luar Negeri Tiongkok, menuding Filipina telah melanggar kesepakatan untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut. "Kami berharap Filipina dapat fokus pada persahabatan, perdamaian dan stabilitas, Tiongkok-Filipina dan tidak akan membuat gangguan baru," kata juru bicara kementerian luar negeri Liu Weimin.

Filipina dan Tiongkok telah terlibat dalam ketegangan politik terkait dengan sengketa Laut China Selatan yang diklaim seluruhnya atau sebagian oleh Tiongkok, Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan dan Brunei. Perseteruan berkobar dalam beberapa bulan terakhir  memperebutkan klaim salah satu perairan yang diyakini memiliki cadangan sumber daya minyak itu.
 

Tahun lalu, Vietnam dan Filipina telah menuduh angkatan laut kerajinan Tiongkok melecehkan kapal eksplorasi minyak yang beroperasi di zona ekonomi maritim mereka yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa. Beijing membantah itu, tapi memperingatkan Vietnam dan Filipina melakukan prospektus daerah itu tanpa izin Tiongkok. 

Amerika Serikat juga marah terhadap Tiongkok karena menyatakan Laut Cina Selatan, yang membawa sekitar setengah dari perdagangan dunia, tetap bebas untuk navigasi. Washington telah meningkatkan hubungan militer dan diplomatik dengan Hanoi dan Manila. Washington memberikan kapal perang bernama Gregorio del Pilar, untuk angkatan laut Filipina, tahun lalu. Washington juga berjanji untuk memberikan armada lain. [AP/WSJ/D-11]

Comments

Popular Posts