Pemilihan Umum Korsel, di Bawah Ancaman Roket Korut
[SEOUL] Rakyat Korea Selatan (Korsel) melaksanakan pemilihan
umum parlemen, yang akan menentukan masa depan dan hubungan negara itu dengan
Korea Utara (Korut), Rabu (11/4). Pemilihan umum Korsel telah dibayang-banyangi
oleh rencana peluncuran roket Korut yang diyakini sebagai uji coba terselubung
rudal balistik dan kemungkinan Korsel menuju perang. Meski demikian, ancaman
Korut bukan-lah isu utama selama kampanye pemilihan umum.
Pemilihan umum dimulai pukul 06.00 di seluruh negeri di
bawah langit mendung dan hujan. Pemungutan suara akan ditutup pada pukul 18.00
dengan hasil resmi diharapkan diumumkan tengah malam.
Presiden Korsel Lee Myung-Bank dari partai Saenuri berjuang
untuk mempertahankan kekuasaan mayoritas partainya di parlemen. Partai Saenuri
memiliki 165 kursi dari 300 kursi parlemen, melawan partai oposisi Partai
Persatuan demokrat (DUP) yang memiliki 89 kursi parlemen.
Pertarungan kampanye pemilihan umum Korsel telah didominasi
oleh masalah ekonomi dan korupsi. Isu ekonomi seperti kenaikan harga,
pendidikan tinggi mahal, biaya perumahan, kesulitan lapangan kerja, dan
kesenjangan pendapatan, serta lemahnya sistem kesejahteraan telah menjadi topik
utama dalam kampanye. Oposisi telah menyerang pemerintah atas inflasi tinggi
dan lebarnya kesenjangan pendapatan.
“Sudah waktunya untuk menilai rezim saat ini! Izinkan kami
mengakhiri pemerintahan Lee Myung-Bak dan memberikan anda perubahan,” kata
pemimpin oposisi Han Myeong-Sook dalam kampanye terakhirnya.
Sementara partai berkuasa Saenuri, mencoba melepas citra
sebagai pendukung orang-orang kaya, berjanji akan meningkatkan program
kesejahteraan nasional. Isu lainnya, adalah perjanjian perdagangan bebas dengan
Amerika Serikat. Partai Saenuri mendukung, sedangkan DUP bersumpah akan
negosiasi ulang. Hal itu telah membawa perpecahan dan mengancam aliansi
bertahun-tahun dengan Amerika Serikat.
Pemilihan umum parlemen akan memilih 246 kursi parlemen yang
langsung diperebutkan, dan 56 kursi perwakilan proporsional kepada pihak partai
sesuai jumlah suara yang diperoleh. Setiap pemilih akan mendapatkan dua surat
suara, satu untuk memilih kandidat anggota parlemen dan satu untuk memilih
partai.
Pemilihan umum parlemen akan menjadi kunci dalam pemilihan
umum presiden Desember nanti. Parlemen terpilih akan memiliki masa kerja selama
empat tahun, dan presiden melayani selama lima tahun.
Salah satu kandidat presiden Korsel , pengacara Hak Asasi
Manusia, Moon Jae-in telah muncul memainkan peran menyatukan perbedaan politik
kiri dan kanan, menjadi koalisi tunggal. Moon menyuarakan belanja kesejahteraan
dan hubungan lebih erat dengan Korea Utara, negara tetangga Korsel yang belum
sepenuhnya berdamai dengan Seoul.
Korut dan Korsel masih dalam situasi perang dengan tidak adanya perjanjian
damai atau gencatan senjata. Korut telah meningkatkan ketegangan mengancam
keamanan regional dengan rencana peluncuran satelit pada 12 dan 16 April nanti
untuk memperingati 100 tahun kelahiran pendiri Korut, Kim Il-Sung, lahir pada
15 April. [AP/CNN/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,