Morsi Janji Kesetaraan Hak

Mohammed Morsi berikan konferensi pers

[KAIRO] Kandidat presiden Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi membujuk umat Kristen dan perempuan Mesir meyakinkan akan menjamin hak mereka. Morsi mengeluarkan pernyataan itu setelah aksi protes menentang hasil pemilu Mesir, dikarenakan ketakutan Mesir akan kembali ke era Mubarak dan konservatif Islam mengancam kebebasan mereka.
Morsi berusaha untuk melunakkan kebencian publik terhadap Ikhwanul Muslimin, setelah markas besarnya hampir diserang para demonstran. Dia menawarkan hak bagi semua orang mulai dari minoritas Kristen, wanita, revolusioner sampai militer.

“Ketika saya menjadi presiden, kepresidenan tidak akan dikecilkan menjadi satu orang. Era superman telah gagal dan pergi. Dunia tidak menginginkannya, saya tidak seperti itu,” katanya, Selasa (29/5).

 Senin (18/5), Komisi pemilihan umum mengumumkan Morsi dan rivalnya, Ahmed Shafiq, mantan perdana menteri era Mubarak, maju ke putaran kedua pada Juni nanti. Hasil pemilu ditentang oleh ribuan rakyat Mesir yang turun ke jalan di Kairo, Alexandria, dan sejumlah kota lainnya. Para demonstran menyerang dan membakar markas besar Shafiq di Kairo, menimbulkan ketakutan baru meluasnya kekerasan di Mesir.

Morsi membantah tuduhan bahwa Ikhwanul Muslimin berusaha mendominasi kekuasaan, setelah Ikhwanul Muslimin memenangkan mayoritas kursi parlemen. Dia berjanji akan menempatkan orang-orang Kristen di pemerintahan dan tidak akan memaksakan aturan berpakaian Islam kepada perempuan.

“Saudara Kristen kami, mereka akan menjadi mitra kami di negara ini. Mereka akan memiliki hak penuh yang sama dinikmati oleh umat Islam. Mereka akan direpresentasikan sebagai penasehat di institusi kepresidenan, dan mungkin sebagai wakil presiden,” tandasnya.

Kepada kaum perempuan, Morsi menegaskan bahwa perempuan akan memiliki hak penuh atas pendidikan dan pekerjaan.

“Perempuan memiliki hak untuk bebas memilih pakaian sesuai dengan mereka,” ucapnya.

Kristen Koptik Mesir, 10 persen dari 82 juta penduduk, mengeluhkan diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka. Sementara para perempuan dan kaum sekuler khawatir Ikhwanul Muslimin akan memaksakan syariah Islam atau menjadi Mesir negara Islam.

Komitmen Nyata

Perdana Menteri interim Mesir, Kamal al-Ganzouri akan mengadakan pertemuan dengan para menteri dan gubernur untuk membahas tentang aksi protes yang terjadi baru-baru ini. Seorang pejabat militer mengatakan militer berencana menangani setiap kekerasan, menjelang pilpres putaran kedua. Polisi telah menangkap delapan orang dekat markas besar Shafiq yang dibakar.

Sekitar 50 persen dari 50 juta pemilih akan menghadapi pilihan sulit pada pilpres putaran kedua. Mereka adalah para pemilih yang tidak memberikan suaranya kepada Morsi atau Shafiq. Mereka menolak memberikan suara karena terpilihnya satu dari mereka akan menjadi kontra-revolusi. Seorang pakar Mesir dari Universitas Georgetown, Samer Shehata, menilai Morsi tidak akan mampu menghormati semua janji-janjinya. Disarankan, Morsi harus spesifik bernegosiasi agar mereka bisa mendukungnya.
“Hal itu tidak akan memenangkan suara Kristen atau menunjukkan sebuah komitmen nyata untuk menjamin persamaan hak tanpa memandang agama. Agar lebih kredibel Morsi harus bernegosiasi dengan Sabahi Hamdeen, Abdel Fotouh dan pemuda revolusioner tentang komitmen konkrit dan posisi terkait sifat sipil dari negara, kebebasan politik dan pribadi, serta prinsip-prinsip konstitusional,” katanya. [AP/AFP/D-11]

Comments

Popular Posts