Politikus Sayap Kanan Jadi Presiden Serbia

Tomislav Nikolic
[BEOGRAD] Politikus sayap kanan, Tomislav Nikolic menjadi presiden baru Serbia, setelah memenangkan pemilihan umum presiden, Minggu (20/5). Terpilihnya Nikolic dinilai akan menambah kekacauan politik di negara Balkan itu sehingga memperlambat upaya untuk bergabung dengan Uni Eropa. Hasil pemilihan umum juga menandakan bentuk ketidakpuasan terhadap ekonomi lemah Serbia di bawah pemerintahan Presiden Serbia Boris Tadic. Pusat Pemilihan Bebas dan Demokrasi melaporkan Nikolic meraih 49,4 persen. Sedangkan kandidat pro Uni Eropa, imcumbent Presiden Tadic hanya memperoleh 47,4 persen.

“Saya mendoakan Nikolic diberikan keberuntungan,” kata Tadic mengakui kekalahannya.

Incumbent, Presiden Serbia Tadic telah memperjuangkan tawaran Serbia untuk menjadi anggota Uni Eropa berhasil memimpin pada jajak pendapat awal. Akan tetapi para pendukung Nikolic lebih antusias memberikan suaranya ketika pemilihan presiden berlangsung. Pemerintahan Tadic dikritik karena tidak mampu menciptakan lapangan kerja di tengah semakin merosotnya standar hidup Serbia.

Hasil pemilihan presiden Serbia menjadi tanda memudarnya keinginan Serbia bergabung dengan Uni Eropa yang saat ini sedang mengalami krisis utang. Nikolic, yang sebelumnya anti-Barat telah berubah haluan menjadi pro Uni Eropa. Namun, sejumlah pengamat menduga itu hanya sebuah cara untuk mendapatkan suara lebih banyak. Nikolic memiliki hubungan dekat dengan Rusia. Dia adalah bekas sekutu ultranasionalis ketika masa perang Serbia pada pemerintahan Milosevic. 

“Serbia tidak akan menyimpang dari jalan Eropa. Hari ini merupakan persimpangan bagi Serbia,” kata Nikolic.

Namun, Nikolic mengancam akan meninggalkan rencana bergabung dengan Uni Eropa jika Serbia harus mengakui Kosovo. Dia juga telah membangun aliansi dengan partai-partai anti Uni Eropa dari bekas perdana menteri Vojislav Kostunica.

Sejumlah isu telah menjadi topik hangat selama kampanye pemilu. Antara lain terkait, rencana Serbia untuk bergabung dengan Uni Eropa, setelah lama menjadi negara pariah pada pemerintahan Slobodan Milosevic pada era 1990-an.

Serbia juga akan menentukan apakah akan terus berdamai dengan tetangga mereka sekaligus bekas provinsinya,  Kosovo, yang mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Serbia telah menolak untuk mengakui kemerdekaan Kosovo.    

Nikolic menyerukan Serbia harus menyingkirkan kemiskinan dan korupsi. Dia mengecam meluasnya korupsi dan ketidakadilan sosial di Serbia. Dia berjanji akan menciptakan lapangan kerja, keamanan finansial dan miliaran dollar investasi.
Nikolic akan segera membentuk kabinet pemerintahan baru. Hal itu akan menjadi tantangan berat bagi Nikolic. Pasalnya, meski partai Nikolic, Partai Progresif, memenangkan kursi terbanyak dalam parlemen. Partai Tadic, Partai Demokrat telah membangun aliansi dengan Partai Sosialis membuat mereka memiliki kekuasaan mayoritas dalam parlemen. [AP/D-11]

Comments

Popular Posts