Ahmed Shafiq Janjikan Kebebasan Berpendapat
![]() |
Ahmed Shafiq |
“Tidak akan ada pemuda dipenjara karena aktivitas politiknya
atau mengekspresikan pandangannya di republik baru (Mesir). Jangan takut untuk
masa depan anda,” kata Shafiq dalam konferensi pres, Jumat (8/6).
Shafiq juga berjanji menjamin para pemuda cerdas internet sebuah kebebasan yang lebih besar. Dia juga akan mengembangkan telekomunikasi.
“Saya mengikuti apa yang anda tulis di internet, Facebook, dan Twitter, saya berjanji untuk menjamin kebebasan internet. Kami akan mengembangkan telekomunikasi,” katanya.
Shafiq mengatakan bahwa lapangan Tahrir telah menyaksikan apa yang telah dilakukan untuk Mesir dan berjanji bahwa setiap lapangan di seluruh negeri akan terus tetap bebas dan aman bagi kebebasan berekspresi.
Shafiq akan bertarung dengan kandidat presiden dari Ikhwanul Muslimin, Mohammed Morsi, pada pilpres putaran kedua 16-17 Juni. Pemilih Mesir telah dihadapkan pada pilihan sulit antara Morsi, yang dikhawatirkan akan mengubah Mesir menjadi negara Islam, dengan Shafiq, yang dikhawatirkan akan mengembalikan otokrasi rezim lama.
Ribuan rakyat Mesir telah turun kembali ke lapangan Tahrir menentang nominasi Shafiq dan mendesak pembatalan pemilihan umum yang telah berjalan. Nominasi Shafiq berada di ujung tanduk dengan Mahkamah Konstitusi akan menguji kelayakan Shafiq mengikuti pemilu presiden pada 14 Juni, dua hari menjelang pemilu. Undang-undang isolasi politik telah melarang semua pejabat senior era Mubarak mengikuti kompetisi presiden.
Sementara, Morsi berusaha mencari dukungan dari kaum minoritas Kristen Koptik dan perempuan Mesir. Dia berjanji tidak akan memaksakan hukum syariah dan berkomitmen membangun sebuah negara modern, sipil dan demokratis, serta menjadi kebebasan agama dan berpendapat.
“Shafiq mewakili kontra-revolusi. Dia adalah seorang mantan militer dan salah satu antek Mubarak. Sebagai presiden dia akan mengkonsolidasi cengkeraman pasukan keamanan pada masyarakat. Kebebasan yang kami perjuangkan dan para martir dalam risiko,” kata seorang aktivis yang tidak ingin disebutkan namanya.
Kamis (7/6), parlemen Mesir telah berhasil membentuk panel 100 anggota parlemen untuk membuat konstitusi baru. Konstitusi baru diharapkan dapat membuat undang-undang mengatur kekuasaan presiden, hubungan politik dengan agama, kekuasaan militer dan tingkat sipil pemerintah.
Panel pembentukan konstitusi merupakan sebuah penawaran
untuk memastikan semua pihak bisa terwakilkan. Panel itu terdiri dari anggota
parlemen, hakim, pemuda, wanita, tokoh publik, perwakilan Islam dan Kristen.
Namun, parlemen terpilih terancam dibubarkan setelah desakan baru dari rakyat Mesir untuk membatalkan semua pemilu. Desakan baru itu muncul setelah rakyat Mesir frustasi dengan pilihan kemungkinan Mesir dipimpin oleh Ikhwanul Muslimin atau calon presiden dari rezim lama.
“Mesir tidak siap untuk pemilihan umum ketika mereka terpecah. Pemilu seharusnya tahap akhir demokrasi, tapi kita tidak memiliki itu,” kata pemimpin gerakan reformasi Mesir, Mohammed ElBaradei. [Yahoo/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,