Bangladesh Didesak Terima Muslim Rohingya


Aprat kepolisian berpatroli menjaga para pengungsi Muslim Rohingya
[SITTWE] Komunitas Internasional mendesak otoritas Bangladesh untuk membuka perbatasan bagi pengungsi Islam Rohingya, yang mengungsi dari provinsi konflik sekterian Rakhine, Myanmar. Bangladesh telah menolak mengizinkan masuk sekitar 1.500 pengungsi warga Rakhine, berbatasan dengan Bangladesh. Otoritas Bangladesh telah menegaskan mereka menolak menerima warga yang memasuki Bangladesh secara ilegal.
Penjaga Bangladesh telah menolak 16 perahu yang membawa lebih 660 warga Rohingya, kebanyakan dari mereka perempuan dan anak-anak, ketika mereka mencoba memasuki Bangladesh dari Sungai Naf, Rabu (13/6).

“Dengan menutup perbatasannya ketika kekerasan (di Myanmar) di luar kendali, Bangladesh telah menempatkan kehidupan dalam bahaya besar. Bangladesh memiliki kewajiban di bawah hukum internasional untuk menjaga perbatasan terbuka bagi orang-orang yang melarikan diri dari ancaman terhadap hidup mereka dan menyediakan perlindungan bagi mereka,” kata Direktur Program Pengungsian Pengawas Hak Asasi Manusia (HRW), Bill Frelick.  
Badan PBB untuk Pengungsian (UNHCR) juga mendesak Bangladesh untuk membiarkan warga Muslim Rohingya untuk masuk. Ratusan suku Rohingya telah melarikan diri dari kekerasan sekterian Islam-Buddha, sejak kerusuhan yang menyebabkan sekitar 25 orang tewas dan lebih dari seribu rumah terbakar di Rakhine.

UNHCR memperkirakan sekitar 800.000 orang Rohingya  tinggal di provinsi Rakhine. Kelompok HAM mengatakan mereka mengalami diskriminasi dan kekerasan, dengan ribuan warga berniat keluar dari Rakhine. Bangladesh telah menerima sekitar 300.000 warga Muslim Rohingya yang telah tinggal di selatan Bangladesh, selama berpuluh-puluh tahun. 

Warga Rakhine telah mengungsi dari rumah mereka yang hangus terbakar, sementara aparat keamanan berjuang untuk mencegah kekerasan komunal di provinsi barat Myanmar, Rakhine, Selasa (12/6). Para polisi berjaga-jaga melindungi warga Muslim dan Buddha Rakhine yang mengungsi dari rumah mereka sambil membawa barang-barang mereka.

Tolak Pengungsi 
Rabu, penjaga perbatasan Bangladesh telah menahan tiga perahu membawa 103 warga Rohingya. Mereka kemudian dikembalikan ke otoritas Myanmar. Sehari sebelumnya, tiga kapal meminta tiga perahu membawa 144 Rohingya yang mencoba mendarat di selatan Bangladesh.

“Para perempuan berada di dalam perahu mengatakan bahwa mereka kehilangan suami dan keluarga mereka dalam kerusuhan, rumah mereka dibakar. Tiga perahu sepertinya mencoba untuk mendarat di Pulau Saint Martin, tapi penjaga pantai telah mendesak mereka kembali ke perairan Myanmar,” kata Komandan Posko Penjaga Pantai Badruddoza.

Otoritas Bangladesh mengharapkan UNHCR dan HRW dapat mengembalikan kedamaian di Rakhine. Menteri Luar Negeri Bangladesh, Dipu Moni mengatakan pemerintahannya berharap tidak akan ada lintas batas terjadi diakibatkan kekerasan yang sedang berlangsung di provinsi Rakhine.

“Kami berharap Myanmar dapat mengendalikan kekerasan antara Muslim dan Buddha di Rakhine, serta menyelamatkan nyawa dan harta benda warga,” katanya.

Ketakutan masih memenuhi wilayah Rakhine, pascakerusuhan yang menyebabkan total 25 orang terbunuh, 41 lainnya terluka dan 1.662 rumah terbakar, sejak Jumat lalu. Pembunuhan dan penyiksaan masih terus berlanjut di Rakhine terutama di Maungdaw, dekat perbatasan Bangladesh. 

Kekurangan Pangan 

Sedangkan di Sittwe kekerasan sudah mulai mereda setelah polisi dan tentara berjaga-jaga di jalan-jalan, setelah lima hari kerusuhan. Televisi negara melaporkan tidak ada tindakan kekerasan terjadi, sementara aparat keamanan berusaha mengembalikan ketertiban hukum.  Namun, penduduk Rakhine sekarang menghadapi masalah baru kekurangan bahan makanan. Ketakutan akan adanya kerusuhan baru telah memaksa bus-bus dan ferry pengantar makanan dan kargo ke Sittwe membatasi pengiriman.

Ma Thein mengungkapkan warga kekurangan makanan dan air karena pasar, sekolah dan bank tutup. Beberapa toko sempat buka untuk menjual sayur dan ikan, Selasa pagi. Warga yang cukup berani keluar rumah ke jalan-jalan. [AFP/AP/D-11]       

Comments

Popular Posts