Jepang Ingin Operasikan Kembali Dua Rektor Nuklir


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
[TOKYO] Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda, kembali mendesak untuk menghidupkan kembali reaktor nuklir, meski masyarakat masih meragukan keamanan tenaga nuklir. Noda mengatakan Jepang harus mengoperasikan dua rektor nuklir dibutuhkan untuk melindungi perekonomian. Noda berencana mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir Ohi di wilayah Barat, Jepang.
“Kita harus menghidupkan kembali reaktor Ohi nomor tiga dan empat dalam rangka melindungi kehidupan rakyat. Masyarakat Jepang tidak bisa selamat bila kita menghentikan semua reaktor nuklir atau mempertahankan mereka berhenti,” kata Noda dalam siaran televisi, Jumat (8/6).
Noda mengutarakan bahwa permintaan energi akan semakin tinggi dan mencapai puncaknya pada musim panas. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah keputusan cepat. Ditegaskannya dua reaktor harus dioperasikan kembali untuk memastikan keberlangsungan masyarakat.

Sejak bencana krisis nuklir Fukushima tahun lalu, Jepang telah mematikan 50 reaktor nuklir-nya untuk pemeliharaan rutin, Mei lalu. Hal itu menyebabkan Jepang untuk pertama kalinya dalam 40 tahun, hidup tanpa energi nuklir.      

Krisis Fukushima telah memicu penentangan publik terhadap tenaga nuklir. Para pejabat pemerintah, ilmuwan, dan para ahli nuklir mempertanyakan apakah energi nuklir dapat dikelola dengan aman, dan masih dapat diandalkan untuk menyokong kebutuhan energi masyarakat, serta perekonomian. Jumlah dukungan rakyat terhadap tenaga nuklir pun merosot, hasil jajak pendapat menunjukkan sekitar 70 persen responden menginginkan Jepang meninggalkan ketergantungan terhadap energi nuklir.

Meski demikian, sepertinya pemerintahan Jepang tidak berjanji untuk meninggalkan energi nuklir sepenuhnya, pada 2050. Noda berusaha mencari pengertian penduduk lokal dalam upaya untuk menghidupkan kembali PLTN Ohi. Para warga Jepang semakin frustasi karena pemerintah belum mengadopsi kebijakan manajemen bencana yang baru, sejak krisis nuklir Fukushima. Pemerintah Jepang belum menerapkan pedoman baru untuk mengatasi kecelakaan nuklir serius.

Sekitar 1.000 rakyat Jepang melakukan unjuk rasa di luar kantor perdana menteri, setelah Noda memberikan pernyataan. Mereka meneriakkan “kami menentang dihidupkan kembali (nuklir)” dan “lindungi anak-anak kami”. Para orangtua dan lanjut usia, serta anak-anak melambaikan spanduk menentang energi nuklir.

Rumah tangga dan industri telah berkorban dengan memotong penggunaan listrik hingga 15 persen untuk menghindari pemadaman, selama reaktor nuklir mengalami perawatan rutin. Kelompok lingkungan hidup, Greenpeace, mengatakan mayoritas masyarakat tidak ingin menghidupkan kembali reaktor nuklir dan mereka siap untuk bekerja sama menghemat daya selama musim panas agar tetap “bebas” nuklir.
Noda meyakinkan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah keamanan yang cukup untuk menjamin dua reaktor itu. Pemerintah menyatakan bahwa kedua rektor itu tidak akan bocor radiasi jika gempa bumi atau tsunami melanda Jepang, seperti yang terjadi pada Fukushima. Noda akan mengambil keputusan final paling cepat minggu depan apakah reaktor Ohi bisa dilakukan. [BBC/NHK/D-11]

Comments

Popular Posts