Suu Kyi Beri Pidato dihadapan Parlemen Inggris
![]() |
Pemimpin pro-demokrasi Mynamnar Aung San Suu Kyi berbicara dengan ketua perlemen Inggris John Bercow
di Westminster Hall.
|
Suu Kyi memberikan pidato dihadapan parlemen Inggris meminta
bantuan untuk Myanmar menuju demokrasi.
Peraih Nobel Perdamaian itu mengatakan tanah kelahirannya merindukan
demokrasi selama puluhan tahun dan tidak bisa membuang-buang kesempatan untuk
membangun sebuah masyarakat “benar-benar demokrasi dan adil” setelah 47 tahun
dikuasai militer.
“Saya di sini, sebagian, untuk meminta praktis bantuan, membantu sebagai teman dan sederajat,” kata Suu Kyi di hadapan sekitar 2.000 anggota parlemen dan para tamu di gedung parlemen Westminster Hall, Kamis (21/6).
Suu Kyi hadir di gedung parlemen Inggris mengenakan rok ungu dan selendang putih. Sejak perang dunia kedua sejumlah pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Paus Benediktus XVI, Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela dan Presiden Prancis Charles de Gaulle telah mengunjungi Westminster Hall.
Suu Kyi telah melakukan kunjungan ke Inggris setelah 24 tahun. Suu yang pernah tinggal dan belajar di Inggris melakukan pertemuan dengan perdana menteri Inggris David Cameron dan Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran Charles.
“Kami memiliki kesempatan untuk membangun kembali demokrasi sejati di Myanmar. Jika kami tidak menggunakan kesempatan ini, bila kami tidak mendapatkan hal benar kali ini, mungkin beberapa puluh tahun lagi sebelum kesempatan yang sama bisa muncul,” kata Suu Kyi.
Diutarakan Suu Kyi, tekad rakyat Myanmar bisa berjalan jauh
dengan dukungan dari bangsa Inggris dan orang-orang di seluruh dunia. Wanita
berusia 67 tahun itu mendesak Inggris, mantan negara kolonial Myanmar, untuk
membantu negaranya mengembangkan lembaga-lembaga pemerintahan. Dia juga
memperingatkan pembangunan Myanmar masih terus menderita di tangan kekerasan
yang melanda sebagian negara-nya sejak kemerdekaan pada 1948.
Suu Kyi mendorong demokrasi ramah investasi di Myanmar. Investasi yang mengutamakan transparansi, akuntabilitas, hak-hak pekerja dan stabilitas lingkungan. Dia juga mendesak bantuan bagi puluhan ribu pengungsi di Myanmar.
“Untuk jangka menengah kami juga perlu dukungan kemanusiaan bagi banyak orang di wilayah utara dan barat, sebagian besar wanita dan anak-anak, yang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka,” katanya.
Ketika bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron, Suu Kyi menyatakan bahwa agar reformasi demokrasi di Burma berhasil maka dibutuhkan kerjasama dengan rezim Myanmar. Cameron telah mengundang Presiden Myanmar Thein Sein untuk datang ke Inggris. Cameron merupakan pemimpin negara barat pertama yang telah mengunjungi Myanmar, April lalu.
Dalam rangkaian kunjungan ke Eropa, Suu Kyi menerima Hadiah Nobel Perdamaian di Oslo Norwegia pada 16 Juni lalu. Dia memberikan pidato dalam pertemuan tahunan Organisasi Buruh Internasional di Jenewa, Swiss pada 15 Juni. Selanjutnya Suu Kyi dijadwalkan menuju Prancis pada 26 Juni sebagai tur terakhir Eropa-nya. [AFP/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,