NATO Kembali Alami Kekalahan dari Taliban


[KANDAHAR] Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) terus mengalami kegagalan dalam perang di Afghanistan. Sebuah serangan bom Taliban menghancurkan 22 truk tanker bahan bakar TANO sekaligus menewaskan 12 tentara Afghanistan dan dua tentara NATO di provinsi Samangan, Afghanistan, Rabu (18/7). Sementara di Kabul, sebuah helikopter NATO jatuh di wilayah Barat Afghanistan melukai dua tentara NATO.
Pasukan aliansi Barat dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) itu telah kehilangan 238 tentara koalisi, termasuk 172 tentara AS tewas di Afghanistan, tahun ini. Setelah hampir 12 tahun perang melawan Taliban di Afghanistan, NATO gagal menyediakan keamanan dasar bagi bangsa Afghanistan. NATO gagal menciptakan institusi sipil yang stabil, sebuah pemerintahan berfungsi di Kabul, serta keberlanjutan ekonomi. NATO pun mengalami kehilangan material US$ 400 miliar selama perang di Afghanistan.
Perdana Menteri Inggris, David Cameron melakukan kunjungan mendadak ke Afghanistan, Rabu. Cameron terbang ke kota selatan Lashkar Gar, ibukota provinsi Helmad, tempat pasukan Inggris bermarkas.
“Dia bertemu dengan para pejabat provinsi termasuk kepala polisi dan gubernur pelaksana tugas,” kata juru bicara kepolisian provinsi, Farid Ahmad Farhang.
Diungkapkannya, Cameron membahas transisi tanggung jawab keamanan, seiring dengan Inggris dan aliansi NATO bersiap untuk menarik pasukan dari Afghanistan pada akhir 2014. Cameron dijadwalkan akan bertemu dengan presiden Afghanistan Hamid Karzai di Kabul.
Inggris memiliki sekitar 9.500 tentara di Afghanistan. Inggris merupakan kontributor pasukan terbesar kedua untuk NATO, setelah AS. Inggris telah mengumumkan rencana untuk menarik sebagian besar pasukannya pada akhir 2014, sekitar 500 tentara akan ditarik pada 2012, dan sisanya ditarik secara bertahap.
Dalam laporan surat kabar Sun, minggu ini, disebutkan para menteri, termasuk menteri keuangan Inggris George Osborne menginginkan penarikan lebih cepat. London meyakini bahwa penarikan sepenuhnya pada akhir 2013 akan menghemat anggaran pemerintah senilai US$ 4,7 miliar. Namun, pimpinan militer dilaporkan menentang langkah itu. 

Serangan Meningkat
Pemboman Rabu menghancurkan 22 truk tanker bahan bakar NATO menjadi sebuah pukulan telak bagi NATO. Serangan terhadap NATO itu terjadi hanya beberapa minggu setelah Pakistan setuju membuka kembali jalur pasukan NATO pada awal Juli lalu. 

Truk Tanker NATO meledak di Afghanistan, Rabu
Serangan terjadi ketika tanker NATO sedang parkir dan akan membawa bahan bakar menuju Uzbekistan. Kendaraan dihantam oleh bahan peledak yang memicu kebakaran besar yang melalap semua kendaraan dalam api. Petugas intelijen mengatakan alat peledak ditempelkan di bawah salah satu truk, yang di parkir berdekatan.  
Taliban mengklaim berada di balik serangan peledakan. Otoritas keamanan mengungkapkan kasus serangan seperti itu merupakan pertama kalinya terjadi di utara Afghanistan. Juru bicara Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF), Gunter Katz mengatakan dalam seminggu ini ada peningkatan serangan pemberontak di Afghanistan.
“Umumnya dalam 12 minggu terakhir ada sedikit peningkatan, 10 persen serangan pemberontak terhadap pasukan keamanan internasional dan Afghanistan,” ucapnya.
NATO selama ini bergantung pada jalur darat suplai pasukan NATO dari Pakistan ke Afghanistan. Meski Pakistan telah membuka blokade awal bulan ini, lalu lintas NATO belum kembali normal. [AFP/-D11]

Comments

Popular Posts