PBB: 19.000 Anak Sekarat di Seluruh Dunia
![]() |
Seorang anak Afrika mengalami kekurangan gizi |
Laporan Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) mengatakan empat per
lima dari kematian balita tahun lalu, banyak terjadi di sub-Sahara Afrika, dan
Asia Selatan. Lebih dari separuhnya disebabkan oleh pneumonia dan diare, yang
menyumbang 30 persen kematian balita di seluruh dunia. Kematian balita paling
banyak terjadi di Kongo, India, Nigeria, dan Pakistan.
“Mengingat prospek bahwa wilayah tersebut, terutama sub-Sahara Afrika, akan mencatat jumlah kelahiran terbanyak di dunia tahun depan, kami harus memberikan dorongan baru untuk momentum global dalam mengurangi kematian balita,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Anthony Lake.
Lake melaporkan anak-anak dari keluarga kurang beruntung dan terpinggirkan di negara-negara miskin paling rentan untuk meninggal sebelum mencapai ulang tahun kelima. Namun, kehidupan balita akan mungkin diselamatkan dengan vaksinasi, nutrisi cukup dan perawatan medis, serta pengayoman ibu.
“Dunia memiliki teknologi dan tahu bagaimana melakukannya. Tantangannya adalah untuk membuat tersedia bagi setiap anak,” tambah Lake.
UNICEF melaporkan tingkat kematian balita telah menurun
dalam beberapa dekade terakhir. Penurunan mencapai 1,8 persen per tahun pada
1990-an, menjadi 3,2 persen per tahun antara 2000 dan 2011.
“Ada banyak untuk dirayakan. Lebih banyak anak sekarang bertahan melewati usia lima tahun, daripada sebelumnya. Angka kematian balita telah menurun dari 12 juta pada 1990-an menjadi 6,9 juta pada 2011,” tandasnya.
UNICEF menggarisbawahi bahwa lokasi suatu negara dan status ekonomi tidak perlu menjadi penghalang untuk mengurangi kematian anak. Negara berpenghasilan rendah seperti Bangladesh, Liberia, dan Rwanda, serta negara-negara berpenghasilan menengah Brazil, Mongolia, dan Turki, termasuk berpenghasilan tinggi yakni Oman dan Portugal, telah berhasil mengurangi angka kematian balita lebih dari dua pertiga antara 1990 dan 2011.
Meski demikian, Wakil Eksekutif Direktur UNICEF, Geeta Rao Gupta menekankan bahwa masih ada urusan yang belum selesai. Itu bukan hanya tentang jumlah kematian anak.
“Di balik statistik setiap anak yang tidak terlihat, dan orangtua yang berduka. Kematian seorang anak lebih tragis bila disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah. Oleh karena itu kami memiliki gerakan global untuk berkomitmen kembali menyelamatkan anak-anak, dan berjanji untuk mengakhiri kematian anak. Penurunan itu menunjukkan bahwa kita bisa membuat itu terjadi,” ucapnya. [AP/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,