Dia Bernama Jyoti Singh Pandey
![]() |
Para pengunjuk rasa membawa poster bertuliskan: Jangan menyeruh putrimu tidak keluar, tapi katakan pada putramu untuk berperilaku benar. |
Setelah kematian korban, ayah dari mahasiswa berusia 23
tahun itu akhirnya bersedia membuka indentitas anak perempuannya. Badri Singh
Pandey mengungkapkan nama putrinya adalah Jyoti Singh Pandey. Badri mengatakan
dunia perlu diberitahu tahu namanya untuk menjadi inspirasi bagi korban-korban
kekerasan seks lainnya.
“Kami ingin dunia tahu nama dia sebenarnya. Anak perempuan saya tidak melakukan sesuatu apapun yang salah, dia meninggal saat berusaha mempertahankan dirinya,” katanya.
Jyoti Singh Pandey, mahasiswa psikoterapi, diperkosa secara bergilir oleh sekelompok geng pria di atas sebuah bus yang sedang melaju, pada 16 Desember. Dia juga dipukul dengan tongkat besi hingga mengalami kerusakan organ sangat parah. Jyoti telah berjuang untuk bertahan hidup, sebelum akhirnya meninggal dunia karena gagal fungsi organ di rumah sakit Singapura, 28 Desember lalu.
Selama periode yang kritis dalam hidupnya, dia bahkan
mengungkapkan pikiran mengenai masa depannya kepada seorang psikolog di Rumah
Sakit Safdarjung. Pada 21 Desember
lalu, dia juga memberikan pernyataan yang berani kepada pengadilan di mana dia
mengungkapkan detail insiden. Dokter yang merawatnya menyebut gadis itu
pemberani karena dia harus menjalani perawatan intensif sejak mengalami
kejadian itu.
“Saya bangga dengannya, pengungkapan namanya kepada publik akan memberikan keberanian kepada perempuan lain yang berhasil selamat dalam kasus penyerangan serupa. Mereka akan mendapatkan kekuatan dari apa yang telah dilakukan oleh anak perempuan saya,” ucap Badri.
Sehari, setelah Badri menyebarkan abu putrinya di Sungai Gangga, dia berbicara menggambarkan putrinya sebagai seorang pemberani, tidak takut, dan bersemangat hidup. Dia menceritakan mimpi putrinya untuk menjadi seorang dokter. Sang ayah mengingat putrinya seorang perempuan muda yang baik hati, penuh kasih, dan berdedikasi untuk studinya.
Cahaya
Rakyat India menyebut korban sebagai “Damini” yang dalam bahasa Hindi berarti cahaya. Damini juga sebuah judul film Bollywood tahun 1993 dengan tokoh utama perempuan berjuang bagi seorang pembantu rumah tangga korban kekerasan seksual.
Menteri Muda Pendidikan India, Shashi Tharoor mengusulkan agar nama korban digunakan menjadi nama untuk undang-undang baru tentang anti pemerkosaan. Keluarga dari korban dilaporkan menyetujui nama anaknya dipakai sebagai nama undang-undang tersebut. Ayah korban menyebutnya hal itu sebagai sebuah penghormatan bagi anak perempuannya.
Undang-undang anti pemerkosaan akan mengatur hukum khusus bagi pelaku pemerkosaan, salah satunya dikebiri. Sistem peradilan cepat dibuat untuk menangani kasus pemerkosaan dalam jangka waktu 90 hari.
Otoritas keamanan India juga menambah jumlah polisi wanita di New Delhi. Menteri Dalam Negeri India Sushil Kumar Shinde mengatakan polwan akan ditempatkan di setiap kantor polisi di New Delhi yang berjumlah 166. Pada saat ini banyak kantor polisi India tidak mempunyai polisi wanita.
Polisi telah menangkap enam orang tersangka, termasuk sopir
bus. Lima pelaku telah didakwa melakukan pemerkosaan dan pembunuhan. Bila
terbukti bersalah mereka dapat dijatuhi hukuman mati. Sementara tersangka
keenam masih di bawah usia 18 tahun. Menurut hukum India, seorang remaja tidak
bisa dihukum untuk pasal pembunuhan. [ Daurina Lestari Sinurat ]
Comments
Post a Comment
, ,