Paus Fransiskus, Paus Kaum Papa
![]() |
Paus Fransiskus melambaikan tangan dari jendela balkon Santo Petrus, Vatikan, setelah terpilih sebagai Paus. |
Paus Fransiskus, berusia 76 tahun, menggantikan Paus
emeritus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari lalu. Pemilihan Paus
Fransiskus, Paus non-Eropa pertama, telah membawa angin reformasi pada Gereja Katolik
Roma yang telah berusia 2.000 tahun.
Paus Fransiskus menunjukkan gaya kepemimpinan berbeda
sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik. Setelah terpilih sebagai Paus baru,
Rabu (13/3) malam, Fransiskus muncul di hadapan banyak orang yang berkumpul di
Lapangan Santo Petrus dan meminta mereka memberkatinya sebelum memberkati umat
dari balkon Basilika, Vatikan.
Fransiskus telah mengambil nama dari Santo Fransiskus dari
Assisi, seorang santo asal Italia dari abad ke-13 yang mencerminkan kemiskinan
dan perdamaian. Fransiskus terlahir sebagai Giovanni Francesco di Bernardone
(1181/1182) di Asisi, adalah anak seorang saudagar kain, dan perempuan
bangsawan. Akan tetapi dia memilih meninggalkan semua kekayaannya untuk
mengabdi kepada sesama demi kemanusiaan dalam kemiskinan.
Paus menjelaskan nama Fransiskus dipilih saat berada di
Kamar Air Mata, duduk berdampingan dengan Kardinal Claudio Humes dari Sao
Paolo, Brasil. Kardinal Humes memberikan ucapan selamat kepadanya dengan
kecupan persaudaraan sambil membisikkan kata-kata berikut ke telinganya "jangan lupa orang miskin". Kalimat ini, katanya terus berputar-putar di kepala
ketika sedang mencari nama kepausannya.
Segera beliau berpikir kepada Santo Fransiskus Assisi dan yakin bahwa
nama kepausannya seharusnya Fransiskus yang mereferensi kepada Fransiskus
Assisi.
Semangat pengabdian kepada sesama, solidaritas kepada kaum
miskin, dan kesederhanaan dalam hati, yang dimiliki oleh Fransiskus Asisi itu yang ingin dicontoh
oleh Paus. Fransiskus mengaku ingin gereja sederhana yang hadir untuk orang-orang miskin. Dengan memilih nama Fransiskus, Kardinal
Bergoglio ingin menjadi Paus rakyat.
Paus Fransiskus berjanji akan menekankan pada “pelayanan iman” dan
“pewartaan keadilan.” Dia ingin mengaktualisasi arah pastoral Gereja berpihak
kepada yang tersisih, orang kecil, dan membumi atas dasar sikap iman, bukan
demi profit serta posisi politis dan ideologis.
"Bagaimana saya menginginkan sebuah gereja yang miskin,
dan ada untuk mereka yang miskin," katanya.
Paus Fransiskus dinilai berpandangan konservatif namun
dikenal rendah hati. Hampir seluruh karirnya dihabiskan di Argentina dan sering
berangkat ke kantor dengan menggunakan bus umum. Dia memilih menggunakan bus
bersama kardinal lainnya dan menolak fasilitas kendaraan serta pengamanan
khusus saat menuju Vatikan setelah diumumkan sebagai Paus baru.
Wartawan BBC, Marcia Carmo, di ibukota Argentina, Buenos
Aires, mengatakan misa yang dipimpin Kardinal Bergoglio sering memiliki
pengaruh di Argentina. Dia banyak mengangkat persatuan sosial dan secara
langsung mengkritik pemerintah yang dianggap tidak memberikan perhatian kepada
masyarakat terpinggirkan.
Ketika memberikan doa publik pertama atau berkat siang
kepada lebih dari 150.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu
(17/3), Paus Fransiskus mengajak dunia untuk lebih menyayangi dan mengampuni,
serta jangan terlalu cepat mengutuk kegagalan orang lain.
“Sedikit belas kasihan membuat dunia lebih hangat, dan lebih
adil,” katanya.
Paus Fransiskus menyampaikan pidato pengampunan dengan
menceritakan kembali kisah Alkitab tentang Yesus Kristus mengampuni seorang
perempuan pezina yang akan dilempari batu karena dosanya. Diutarakan
Fransiskus, terkadang manusia seperti orang-orang itu. Di satu sisi ingin
mendengarkan Yesus, namun di sisi lain kadang ingin melempar batu dan mengutuk
orang lain.
“Tuhan tidak pernah lelah mengampuni, tidak pernah! Kitalah
yang capek untuk meminta pengampunan,” ujarnya.
Gereja Bergejolak
Paus Fransiskus mewarisi berbagai gejolak yang kini tengah
menggoncang Gereja. Paus Fransiskus sendiri menyebut kata tremor (goncangan)
sehari setelah ia terpilih. Ini tampaknya merujuk sejumlah skandal seksual, dan
laporan skandal “Vatileaks,” yakni bocornya surat-surat rahasia Vatikan tentang
dugaan korupsi dan salah urus di Vatikan.
Ada sedikit retakan, ada masalah sinergi, serta menurunnya jumlah umat
di beberapa bagian dunia.
Sejumlah pengamat mengatakan, Paus Fransiskus merupakan
sosok konservatif, namun dipandang sebagai kekuatan baru dalam mereformasi
birokrasi di Vatikan. Dia juga berjanji akan mereformasi kerja sama antara
Katolik dan Yahudi.
Keterampilan diplomatik Fransiskus diuji saat menyambut para
pemimpin dari 130 negara dan agama dan menjadi tuan rumah di Vatikan untuk
merayakan pelantikannya.
Di antara para tamu VIP, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks
dunia, Bartholomeus I, hadir untuk pertama kali di upacara pelantikan publik
Paus, sejak kedua cabang agama Kristen itu terpecah hampir 1.000 tahun lalu.
Kehadiran Bartholomeus menggarisbawahi harapan luas untuk dialog antaragama
dalam kepausan baru. Perwakilan dari 33 delegasi gereja Kristen, termasuk
Yahudi, Muslim, Budha, dan komunitas agama lain turut datang menghadiri
pelantikan Paus Fransiskus.
Di masa lalu, Paus Fransiskus ketika bertindak sebagai
Kardenal Argentina terkenal mempromosikan dialog antaragama. Dia menegaskan
dialog antaragama merupakan iman Katolik seharusnya.
“Dia adalah orang yang membuka kathedral Buenos Aires untuk
acara-acara antaragama, seperti ketika berdoa bagi perdamaian. Dia bukan mereka
yang menunggu anda untuk menelepon mereka untuk berpartisipasi dalam
acara-acara ini, dia mempromosikannya,” kata Rabi Buenos Aires, Alejandro
Avruj.
Bagi pemimpin agama lain, Yahudi dan Kristen Orthodoks,
pemilihan nama Paus Fransiskus sangat penting untuk referensi pada kota Asisi,
di mana Paus Yohanes Paulus II mulai konferensi mendorong dialog antaragama dan
ikatan lebih dekat di antara umat Kristen.
Kepemimpinan Paus Fransiskus mulai teruji ketika bertemu
dengan Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner. Kirchner merupakan
kepala negara pertama yang ditemui sejak dirinya terpilih sebagai Paus Katolik
Roma. Kirchner dengan terang-terangan meminta Paus untuk campur tangan dalam
sengketa kepulauan Falkland (Malvinas) dengan Inggris, dan membantu kedua
negara terlibat dalam dialog.
“Saya meminta dia campur tangan untuk menghindari
masalah-masalah yang dapat muncul dari militerisasi Inggris di selatan
Atlantik,” kata Kirchner kepada wartawan setelah pertemuan 15 menit dengan Paus
Fransiskus.
Argentina mengklaim kedaulatan atas kepulauan Malvinas yang
diduduki oleh Inggris. Kedua negara pernah terlibat perang memperebutkan
Malvinas pada 1982. Kirchner mengatakan dia menginginkan dialog antara
Argentina dan Inggris oleh karena itu meminta Paus untuk campur tangan sehingga
dialog bisa berhasil.
Belum ada informasi terkait tanggapan Paus atas permintaan
itu. Di masa lalu Fransiskus menyatakan bahwa kepulauan Malvinas milik
Argentina. Dia mengatakan Malvinas telah direbut oleh Inggris.
Bagaimanapun, Inggris menegaskan tidak mengharapkan Vatikan
campur tangan dalam sengketa Malvinas.
“Tahta Suci jelas bahwa pertanyaan terkait Kepulauan
Falkland sebagai masalah bilateral antara dua negara berdaulat, dan Vatikan
tidak memiliki peran untuk terlibat. Kami tidak berharap posisi itu akan
berubah,” demikian pertanyaan Kementerian Luar Negeri Inggris.
Sikap politik Paus Fransiskus telah jelas terlihat dalam
audiensi pertama Paus Fransiskus bersama para wartawan. Paus menegaskan
beberapa hal mendasar, katanya: Yesus Kristus adalah Gembala utama Gereja. Dari
awal Gereja tidak memiliki hakekat politik, melainkan hakekat rohani, yang
mewartakan kebenaran, kebaikan dan keindahan (verita, bonta e belezza). Dan
inilah pula tugas umat Kristiani saat ini untuk terus mewartakannya.
Harapan
Harapan
Sejak terpilihnya Paus Fransiskus harapan-harapan baru
muncul di kalangan umat Katolik, para pemimpin dunia, serta masyarakat dunia.
Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan harapannya untuk bisa bekerja sama dengan
Paus Fransiskus mendorong perdamaian di dunia.
"Saya menyampaikan selamat kepada Paus yang baru...Saya berharap bisa melanjutkan kerjasama antara PBB dengan Tahta Suci dibawah kepemimpinan bijaksana Bapa Suci Paus Fransiskus. Saya yakin Bapa Suci akan melanjutkan upaya pendahulunya, Paus Benediktus XVI untuk mempromosikan dialog antar agama yang menjadi inti inisiasi aliansi peradaban dunia," ucap Ban Ki-moon.
Pemimpin Gereja Orthodoks Rusia mengharapkan hubungan Vatikan dengan mereka akan bisa berjalan lebih baik dari sebelumnya.
"Saya harap hubungan dengan Vatikan akan bisa berkembang ke arah yang positif...Paus tidak pernah mengambil bagian secara aktif dalam dialog antara Katholik Roma dengan penganut Orthodoks, jadi sulit untuk memprediksi kedepannya," kata Juru Bicara Gereja Orthodoks Rusia, Dmitry Sizonenko.
Riccardo Monteverde, seorang pekerja di penampungan tunawisma di Roma, menanti dan melihat apakah Paus Fransiskus akan menghidupkan harapan-harapan untuk kamu miskin dan terpinggirkan.
“Kami mendengar banyak tentang bagaimana Paus Fransiskus ingin membantu orang miskin.
Hanya waktu akan menyatakan apakah segala sesuatu akan berubah menjadi lebih
baik,” katanya. [SP/Daurina Lestari Sinurat]
Comments
Post a Comment
, ,