Paus Fransiskus, Paus Kaum Papa


Paus Fransiskus melambaikan tangan dari jendela balkon Santo Petrus, Vatikan, setelah terpilih sebagai Paus.
Kardinal Argentina Jorge Mario Bergoglio atau Paus Fransiskus resmi dilantik sebagai pemimpin Gereja Katolik Roma, Selasa (19/3). Pelantikan Paus Fransiskus sebagai Paus Gereja Katolik ke-266 dihadiri oleh para kepala negara, bangsawan Eropa, pemimpin negara, dan agama, serta disaksikan oleh 1,2 miliar umat Katolik dari seluruh dunia.

Paus Fransiskus, berusia 76 tahun, menggantikan Paus emeritus Benediktus XVI yang mengundurkan diri pada 28 Februari lalu. Pemilihan Paus Fransiskus, Paus non-Eropa pertama, telah membawa angin reformasi pada Gereja Katolik Roma yang telah berusia 2.000 tahun. 

Paus Fransiskus menunjukkan gaya kepemimpinan berbeda sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik. Setelah terpilih sebagai Paus baru, Rabu (13/3) malam, Fransiskus muncul di hadapan banyak orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan meminta mereka memberkatinya sebelum memberkati umat dari balkon Basilika, Vatikan. 

Fransiskus telah mengambil nama dari Santo Fransiskus dari Assisi, seorang santo asal Italia dari abad ke-13 yang mencerminkan kemiskinan dan perdamaian. Fransiskus terlahir sebagai Giovanni Francesco di Bernardone (1181/1182) di Asisi, adalah anak seorang saudagar kain, dan perempuan bangsawan. Akan tetapi dia memilih meninggalkan semua kekayaannya untuk mengabdi kepada sesama demi kemanusiaan dalam kemiskinan.



Paus menjelaskan nama Fransiskus dipilih saat berada di Kamar Air Mata, duduk berdampingan dengan Kardinal Claudio Humes dari Sao Paolo, Brasil. Kardinal Humes memberikan ucapan selamat kepadanya dengan kecupan persaudaraan sambil membisikkan kata-kata berikut ke telinganya "jangan lupa orang miskin". Kalimat ini, katanya terus berputar-putar di kepala ketika sedang mencari nama kepausannya.   Segera beliau berpikir kepada Santo Fransiskus Assisi dan yakin bahwa nama kepausannya seharusnya Fransiskus yang mereferensi kepada Fransiskus Assisi.

Semangat pengabdian kepada sesama, solidaritas kepada kaum miskin, dan kesederhanaan dalam hati, yang dimiliki oleh Fransiskus Asisi itu yang ingin dicontoh oleh Paus. Fransiskus  mengaku ingin gereja sederhana yang hadir untuk orang-orang miskin.  Dengan memilih nama Fransiskus, Kardinal Bergoglio ingin menjadi Paus rakyat.

Paus Fransiskus berjanji akan menekankan pada “pelayanan iman” dan “pewartaan keadilan.” Dia ingin mengaktualisasi arah pastoral Gereja berpihak kepada yang tersisih, orang kecil, dan membumi atas dasar sikap iman, bukan demi profit serta posisi politis dan ideologis.

"Bagaimana saya menginginkan sebuah gereja yang miskin, dan ada untuk mereka yang miskin," katanya.

Paus Fransiskus dinilai berpandangan konservatif namun dikenal rendah hati. Hampir seluruh karirnya dihabiskan di Argentina dan sering berangkat ke kantor dengan menggunakan bus umum. Dia memilih menggunakan bus bersama kardinal lainnya dan menolak fasilitas kendaraan serta pengamanan khusus saat menuju Vatikan setelah diumumkan sebagai Paus baru.

Wartawan BBC, Marcia Carmo, di ibukota Argentina, Buenos Aires, mengatakan misa yang dipimpin Kardinal Bergoglio sering memiliki pengaruh di Argentina. Dia banyak mengangkat persatuan sosial dan secara langsung mengkritik pemerintah yang dianggap tidak memberikan perhatian kepada masyarakat terpinggirkan.

Ketika memberikan doa publik pertama atau berkat siang kepada lebih dari 150.000 orang di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Minggu (17/3), Paus Fransiskus mengajak dunia untuk lebih menyayangi dan mengampuni, serta jangan terlalu cepat mengutuk kegagalan orang lain.

“Sedikit belas kasihan membuat dunia lebih hangat, dan lebih adil,” katanya.

Paus Fransiskus menyampaikan pidato pengampunan dengan menceritakan kembali kisah Alkitab tentang Yesus Kristus mengampuni seorang perempuan pezina yang akan dilempari batu karena dosanya. Diutarakan Fransiskus, terkadang manusia seperti orang-orang itu. Di satu sisi ingin mendengarkan Yesus, namun di sisi lain kadang ingin melempar batu dan mengutuk orang lain.    

“Tuhan tidak pernah lelah mengampuni, tidak pernah! Kitalah yang capek untuk meminta pengampunan,” ujarnya.

Gereja Bergejolak

Paus Fransiskus mewarisi berbagai gejolak yang kini tengah menggoncang Gereja. Paus Fransiskus sendiri menyebut kata tremor (goncangan) sehari setelah ia terpilih. Ini tampaknya merujuk sejumlah skandal seksual, dan laporan skandal “Vatileaks,” yakni bocornya surat-surat rahasia Vatikan tentang dugaan korupsi dan salah urus di Vatikan.  Ada sedikit retakan, ada masalah sinergi, serta menurunnya jumlah umat di beberapa bagian dunia.

Sejumlah pengamat mengatakan, Paus Fransiskus merupakan sosok konservatif, namun dipandang sebagai kekuatan baru dalam mereformasi birokrasi di Vatikan. Dia juga berjanji akan mereformasi kerja sama antara Katolik dan Yahudi.

Keterampilan diplomatik Fransiskus diuji saat menyambut para pemimpin dari 130 negara dan agama dan menjadi tuan rumah di Vatikan untuk merayakan pelantikannya.

Di antara para tamu VIP, pemimpin spiritual Kristen Ortodoks dunia, Bartholomeus I, hadir untuk pertama kali di upacara pelantikan publik Paus, sejak kedua cabang agama Kristen itu terpecah hampir 1.000 tahun lalu. Kehadiran Bartholomeus menggarisbawahi harapan luas untuk dialog antaragama dalam kepausan baru. Perwakilan dari 33 delegasi gereja Kristen, termasuk Yahudi, Muslim, Budha, dan komunitas agama lain turut datang menghadiri pelantikan Paus Fransiskus.

Di masa lalu, Paus Fransiskus ketika bertindak sebagai Kardenal Argentina terkenal mempromosikan dialog antaragama. Dia menegaskan dialog antaragama merupakan iman Katolik seharusnya.

“Dia adalah orang yang membuka kathedral Buenos Aires untuk acara-acara antaragama, seperti ketika berdoa bagi perdamaian. Dia bukan mereka yang menunggu anda untuk menelepon mereka untuk berpartisipasi dalam acara-acara ini, dia mempromosikannya,” kata Rabi Buenos Aires, Alejandro Avruj.

Bagi pemimpin agama lain, Yahudi dan Kristen Orthodoks, pemilihan nama Paus Fransiskus sangat penting untuk referensi pada kota Asisi, di mana Paus Yohanes Paulus II mulai konferensi mendorong dialog antaragama dan ikatan lebih dekat di antara umat Kristen. 

Kepemimpinan Paus Fransiskus mulai teruji ketika bertemu dengan Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner. Kirchner merupakan kepala negara pertama yang ditemui sejak dirinya terpilih sebagai Paus Katolik Roma. Kirchner dengan terang-terangan meminta Paus untuk campur tangan dalam sengketa kepulauan Falkland (Malvinas) dengan Inggris, dan membantu kedua negara terlibat dalam dialog.

“Saya meminta dia campur tangan untuk menghindari masalah-masalah yang dapat muncul dari militerisasi Inggris di selatan Atlantik,” kata Kirchner kepada wartawan setelah pertemuan 15 menit dengan Paus Fransiskus.

Argentina mengklaim kedaulatan atas kepulauan Malvinas yang diduduki oleh Inggris. Kedua negara pernah terlibat perang memperebutkan Malvinas pada 1982. Kirchner mengatakan dia menginginkan dialog antara Argentina dan Inggris oleh karena itu meminta Paus untuk campur tangan sehingga dialog bisa berhasil.

Belum ada informasi terkait tanggapan Paus atas permintaan itu. Di masa lalu Fransiskus menyatakan bahwa kepulauan Malvinas milik Argentina. Dia mengatakan Malvinas telah direbut oleh Inggris.

Bagaimanapun, Inggris menegaskan tidak mengharapkan Vatikan campur tangan dalam sengketa Malvinas.

“Tahta Suci jelas bahwa pertanyaan terkait Kepulauan Falkland sebagai masalah bilateral antara dua negara berdaulat, dan Vatikan tidak memiliki peran untuk terlibat. Kami tidak berharap posisi itu akan berubah,” demikian pertanyaan Kementerian Luar Negeri Inggris.

Sikap politik Paus Fransiskus telah jelas terlihat dalam audiensi pertama Paus Fransiskus bersama para wartawan. Paus menegaskan beberapa hal mendasar, katanya: Yesus Kristus adalah Gembala utama Gereja. Dari awal Gereja tidak memiliki hakekat politik, melainkan hakekat rohani, yang mewartakan kebenaran, kebaikan dan keindahan (verita, bonta e belezza). Dan inilah pula tugas umat Kristiani saat ini untuk terus mewartakannya.

Harapan

Sejak terpilihnya Paus Fransiskus harapan-harapan baru muncul di kalangan umat Katolik, para pemimpin dunia, serta masyarakat dunia. Sekjen PBB Ban Ki-moon menyampaikan harapannya untuk bisa bekerja sama dengan Paus Fransiskus mendorong perdamaian di dunia.

"Saya menyampaikan selamat kepada Paus yang baru...Saya berharap bisa melanjutkan kerjasama antara PBB dengan Tahta Suci dibawah kepemimpinan bijaksana Bapa Suci Paus Fransiskus. Saya yakin Bapa Suci akan melanjutkan upaya pendahulunya, Paus Benediktus XVI untuk mempromosikan dialog antar agama yang menjadi inti inisiasi aliansi peradaban dunia," ucap Ban Ki-moon.

Pemimpin Gereja Orthodoks Rusia mengharapkan hubungan Vatikan dengan mereka akan bisa berjalan lebih baik dari sebelumnya.

"Saya harap hubungan dengan Vatikan akan bisa berkembang ke arah yang positif...Paus tidak pernah mengambil bagian secara aktif dalam dialog antara Katholik Roma dengan penganut Orthodoks, jadi sulit untuk memprediksi kedepannya," kata Juru Bicara Gereja Orthodoks Rusia, Dmitry Sizonenko.

Riccardo Monteverde, seorang pekerja di penampungan tunawisma di Roma, menanti dan melihat apakah Paus Fransiskus akan menghidupkan harapan-harapan untuk kamu miskin dan terpinggirkan.

“Kami mendengar banyak tentang bagaimana  Paus Fransiskus ingin membantu orang miskin. Hanya waktu akan menyatakan apakah segala sesuatu akan berubah menjadi lebih baik,” katanya. [SP/Daurina Lestari Sinurat]

Comments

Popular Posts