Ban Ki Moon: Situasi Semenanjung Korea Bisa Lepas Kendali
[NEW YORK] Sekjen PBB Ban Ki Moon memperingatkan krisis Semenanjung
Korea bisa lepas kendali. Dia mendesak semua pihak untuk menjaga perdamaian,
Selasa (2/3). Ketegangan di Semenanjung Korea semakin tinggi, setelah
Korut menggelar uji coba nuklir ketiga, pada Februari lalu. Dewan Keamanan PBB
telah menetapkan sanksi baru melawan Korut, yang dibalas Korut dengan
melancarkan sejumlah ancaman-ancaman akan menyerang wilayah negara dan pangkalan
militer AS di Korsel dan Jepang. AS pun telah menempatkan dua kapal perang penghancur, USS
John S McCain dan USS Fitzgerald, serta pesawat tempur siluman F-22
Raptor di perairan di Semenanjung Korea.
“Krisis saat ini telah berjalan terlalu jauh, semua harus
kembali tenang. Saya yakinkan bahwa tidak ada yang bermaksud menyerang Korut
karena ketidaksepakatan tentang sistem nuklir. Namun saya takut bahwa orang lain
akan menanggapi dengan tegas setiap provokasi militer,” kata Ban.
Selasa (2/3), Korut telah mengumumkan rencana untuk mengaktifkan kembali kompleks nuklir Yongbyon, yang ditutup sejak 2007. Kantor Berita Korut (KNCA) mengumumkan pengaktifan reaktor nuklir Yongbyon ditujukan selain untuk kepentingan pembangkit listrik, juga akan difokuskan untuk bahan baku senjata pemusnah massal.
Yongbyon, dibangun pada era Uni Soviet, telah ditutup setelah penghancuran menara pendingin yang merupakan bagian dari kesepakatan penghapusan senjata nuklir. Kompleks tersebut membuat Pyongyang dapat membuat bom nuklir dalam dua cara yaitu melalui fasilitas pengayaan uranium dan bahan bakar sisa diolah menjadi plutonium.
Radar SBX
Sementara AS menunjukkan kekuatan militernya dengan menyebarkan radar canggih, yang mampu melacak rudal Korea Utara (Korut), di lepas pantai Jepang, Selasa (2/4). Radar laut berbasis X-Band (SBX) dirancang untuk melacak rudal balistik, dan mengirim data ke sebuah pusat komando terpisah yang dapat menembakkan misil pencegat.
Kapal penghancur rudal USS John S McCain telah ditempatkan di perairan Semenanjung Korea. Kapal itu berkemampuan untuk menembak jatuh rudal, sama seperti jenis perusak USS Fitzgerald yang lebih dulu ada. Juru bicara Pentagon, George Little menekankan penyebaran sistem SBX sudah direncanakan, namun tidak terkait dengan memanasnya situasi di Semenanjung Korea.
“SBX sedang menjalani jadwal uji coba laut. Keputusan tentang penyebaran lebih jauh belum ditetapkan saat ini. Pada titik ini, tidak tepat untuk mengaitkan SBX dengan apa yang terjadi dengan Semenanjung Korea sekarang,” ucapnya.
Little kemudian mengumumkan, kapal penghancur USS Decatur anti missil telah dikirim ke wilayah Pasifik. Kapal akan tiba di lokasi yang telah ditetapkan di Pasifik Barat untuk melakukan misi pertahanan rudal.
“Aset-aset itu akan membantu melindungi kepentingan kita, tentara kita di kawasan, dan negara aliansi lain, termasuk Jepang. Respon dan aset yang telah kami sediakan adalah bijaksana, logis, dan terukur,” ujarnya.
Little menegaskan posisi AS, bahwa Washington menginginkan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. AS menempatkan peralatan tempur paling canggih di wilayah Asia Pasifik, sebagai respon terhadap ancaman-ancaman Korut. [AFP/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,