Referendum Krimea: Pertarungan Kekuatan Rusia dan AS-Barat
Konflik Ukraina ini merupakan krisis
terburuk antara Timur (Uni Soviet) dan Barat (Amerika Serikat) sejak
era perang dingin. Persaingan kekuatan antara Timur dan Barat pun
kembali tersulut. Rusia telah menunjukkan posisinya tidak ingin
melepas Krimea. Rusia, atas permintaan parlemen Krimea, mengerahkan
ribuan tentara menduduki Krimea.
Amerika Serikat (AS) telah mengecam
intervensi militer Rusia dengan melanggar kedaulatan Ukraina di
Krimea. Presiden AS Barack Obama menyatakan akan memberikan sanksi
kepada Rusia, bila rakyat Kriema memilih bergabung dengan Rusia.
Wahington pun mulai melancarkan manuver dengan menggelar latihan
militer bersama Rumania dan Bulgaria di Laut Hitam. Kapal perang AS
USS Truxtun, kapal perusak berpeluru kendali, ambil bagian dalam
operasi militer tersebut.
Krimea merupakan salah wilayah yang
strategis di Eropa Timur karena berbatasan dengan Uni Eropa di Barat
dan Rusia di Timur, serta Laut Hitam. Krimea adalah wilayah penting
bagi Rusia karena salah satu pangkalan Angkatan Laut Rusia,
Sevastopol, di Laut Hitam. Posisi strategis armada Rusia di sana
sangat penting untuk keamanan Rusia di wilayah tersebut. Rusia sangat
menginginkan Krimea bergabung dalam Federasi Rusia yang akan
memperluas kekuasaan Rusia di Eropa Timur. Sudah menjadi rahasia umum
berdirinya federasi Rusia merupakan ancaman bagi kubu Barat.
Ketegangan di Krimea memicu
kekhawatiran negara-negara tetangga Ukraina akan kemungkinan pecahnya
perang. Polandia meminta Pentagon mengirim jet tempur untuk ambil
bagian dalam latihan bersama di Lask. Sedikitnya 12 jet tempur F-16
akan tiba di Polandia minggu ini bersama 300 personil militer.
Kanselir Jerman Angela Merkel pun
memperingatkan Rusia akan kemungkinan potensi perang di Eropa Timur.
Dia juga memperingatkan Rusia akan mengalami kehancuran besar baik
ekonomi maupun politik jangka panjang, bila Rusia melanggar hukum
internasional dengan menganeksasi Krimea.
“Jika Rusia melanjutkan langkahnya,
maka itu akan menjadi kehancuran bukan hanya bagi Ukraina. Rusia
seharusnya belajar dari kesalahan masa lalu.” ucapnya.
Merkel mengingatkan agar Rusia belajar
dari masa lalu terutama terkait runtuhnya Tembok Berlin dan Perang
Dunia I.
“Anda tidak bisa memutar ulang waktu.
Konflik di Eropa pada abad ke-21 hanya dapat diselesaikan jika kita
tidak menggunakan cara-cara abad ke-19 dan ke-20,” tambahnya.
Referendum Krimea pada Sabtu (16/3)
akan menjadi jawaban sekaligus pengukuhan atas pertarungan antara
Rusia dan Amerika Serikat-Eropa di wilayah Eropa Timur. Kembalinya
Krimea ke Rusia tentu saja akan memperluas pengaruh Rusia di Eropa
Timur, sesuatu yang tidak diinginkan AS. [D-11/Berbagai Sumber]
Comments
Post a Comment
, ,