Perayaan Paskah Serukan Dihentikan Pertumpahan Darah
![]() |
Warga Kristen Palestina merayakan Paskah |
Paus Benedict XVI memimpin Misa Paskah di Basilika Santo
Petrus di hadapan lebih dari 100.000 umat Katholik, Minggu (8/4). Pria berusia
85 tahun itu membacakan pesan Paskah bagi seluruh dunia. Dia menyerukan
perdamaian di Irak, Suriah, di Timur Tengah, Afrika, dan negara yang sedang
mengalami konflik politik Mali dan Nigeria.
“Semoga Kristus yang bangkit memberikan harapan di Timur
Tengah dan memungkinkan semua kelompok etnis, budaya, dan agama di kawasan itu
bekerjasama untuk memajukan kesejahteraan umum dan penghormatan terhadap hak
asasi manusia. Terutama di Suriah, semoga ada akhir dari pertumpahan darah dan
komitmen langsung ke jalan rekonsiliasi, dialog dan penghormatan,” kata Paus
menandai Suriah sebagai negara pertama yang disebutnya.
Paus mengatakan Kristus adalah harapan dan penghiburan dalam
penderitaan umat Kristen dalam penganiayaan dan diskriminasi karena iman mereka. Paus Katholik Roma, Benediktus XVI menyoroti kekerasan
sekterian di Irak yang menyerang umat Kristen. Dia juga berdoa agar Tuhan
mempertahankan komunitas Kristen di Afrika terkait kebebasan beragama. Dia juga
berdoa supaya Mali, yang sedang mengalami kudeta dan pemberontak beroleh
perdamaian dan stabilitas.
Sementara di Suriah, Paskah dibatalkan setelah sebuah gereja
dibom untuk pertama kalinya, Minggu. Tidak ada perayaan-perayaan Paskah di
gereja-gereja Kristen di kota Homs, kota pusat pemberontakan Suriah. Kota Homs
sebagian besar berpenduduk agama Kristen dengan jumlah komunitas Kristen terbesar ketiga Suriah.
Dalam beberapa bulan ini, Kota Homs telah mengalami
kekerasan dan pemboman dengan gereja-gereja kecil hancur. Rencana gencatan
senjata antara rezim Presiden Suriah Assad dengan pemberontak diperkirakan akan
gugur, setelah meluasnya kekerasan dan permintaan baru pemerintah untuk
“jaminan tertulis” dari pemberontak agar meletakkan senjata.
“Tidak ada perayaan. Selama satu minggu, tidak ada suara
yang terdengar dari gereja-gereja atau masjid. Pasukan pemerintah telah menutup
daerah ini, pagi tadi. Terlalu berbahaya pergi ke luar,” kata Saleem, seorang
warga Homs.
Sementara itu, Uskup Agung Centerbury Rowan Williams,
mendesak para pemimpin agama di Israel dan Palestina untuk mencari “masa depan
bersama”. Pemimpin Aglikan itu mengatakan keberadaan negara Israel harus
dihormati, tapi penghinaan terhadap Palestina tidak dapat dibenarkan. Dia
melakukan kunjungan ke Museum Holocaust di Yerusalem.
“Kita harus berdoa, berdoa untuk kebijaksanaan dan kekuatan,
serta ketahanan untuk semua yang harus pada keadilan dan perdamaian. Berdoa
semoga semua orang akan terus mencari masa depan bersama,” ucapnya.
Sementara di gereja-gereja Yerusalem berdoa di tempat Yesus
di salib dan bangkit dari kubur. Ribuan warga Palestina Kristen memperingati
penyaliban Yesus Kristus dikawal oleh aparat keamanan Palestina.
“Tahun ini sangat penting bagi kami, Ini adalah penantian
bagi perayaan dari kebangkitan,” kata Ibrahim Shomali, pendeta Kristen
Palestina di kota Beit Jala. [AFP/AP/Guardian/D-11]
Comments
Post a Comment
, ,